Jokowi Soal Dikatai Plonga-plongo: Saling Ejek Bukan Budaya Indonesia

13 Desember 2018 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Presiden Jokowi di peluncuran buku 'Jokowi Menuju Cahaya' di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Presiden Jokowi di peluncuran buku 'Jokowi Menuju Cahaya' di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bercerita soal ramainya publik yang mengomentari kinerja Jokowi di pemerintahan. Jokowi menyadari selama memimpin ada banyak pihak yang mendukungnya, namun terkadang ada juga yang melontarkan hujatan bahkan caci maki.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dirasakannya sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya saling menghujat dan mencaci maki bukanlah budaya masyarakat Indonesia.
"Menjadi gubernur, presiden sama saja. Meski sedih juga (ada) caci maki, mencela, dihujat. Kalau kita lihat apa ini etika tata krama sopan santun Indonesia?" kata Jokowi di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (13/12).
Ia heran ada beberapa orang yang menghujatnya. Selama berada di pemerintahan, Jokowi mengatakan kerap melihat ada orang-orang yang melontarkan kata-kata kurang pantas.
"Masa ngatain presidennya, maaf, plonga-plongo, apalagi? Coba ditambahi, begitu banyak kata-kata seperti itu. Itu bukan etika sopan santun tata krama Indonesia," tegasnya.
Menurutnya, pola pikir masyarakat seperti itu perlu diubah. Indonesia, kata Jokowi, perlu membangun sumber daya manusia yang berpikiran positif.
ADVERTISEMENT
"Itulah yang saya sampaikan bagaimana merubah pola pikir dari konsumsi ke produksi, dari negative thinking ke positive thingking. Perlu membangun SDM yang selalu berpikiran ke depan dan positif tingking. Negara ini kita harus sadar negara ini adalah negara besar," jelasnya.