Jokowi soal Mau Rebut Ketum PDIP dari Megawati: Bukan Golkar? Jangan Seperti Itu

3 April 2024 9:04 WIB
·
waktu baca 1 menit
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut dirinya berusaha merebut kursi ketua umum PDIP dari Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengaku heran karena isu itu muncul.
ADVERTISEMENT
"Bukannya Golkar?" kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/4).
Sebelumnya, Jokowi sempat disebut ingin menjadi pimpinan Golkar. Bahkan, Jokowi dilaporkan akan bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
"Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua mau direbut semuanya? Jangan, jangan seperti itu," ujarnya.
Saat ditanya apakah pernyataan Hasto itu tidak benar, Jokowi hanya menjawab singkat.
"Jangan seperti itu," tegasnya.
Presiden Jokowi sambutan di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: PDIP
Sebelumnya, Hasto mengungkapkan Jokowi sempat berusaha meminta Megawati menyerahkan kursi Ketum PDIP. Menurut Hasto, saat itu Jokowi menugaskan salah satu menteri kepercayaannya untuk menghubungi guru besar IPDN, Ryaas Rasyid, agar mau membujuk Megawati.
Prof Dr Ryaas Rasyid Ryaas di acara Pramunas Apsindo di Balikpapan, 29-30 Agustus 2019. Foto: ANTARA/Novi Abdi
"Ada seorang menteri, ada superpowerful, ada yang powerful. Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi," kata Hasto dalam diskusi bedah buku 'NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971', di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
ADVERTISEMENT
Hasto menyebut, Ryaas Rasyid pun ditugaskan untuk membujuk Megawati agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Jokowi. Alasannya, Jokowi ingin memiliki kendaraan politik jangka panjang.