Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Jokowi soal Rematch dengan Prabowo: Suasananya Berbeda, Orangnya Sama
24 April 2018 13:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Peta politik jelang pemilu 2019, hingga detik ini belum memberikan tawaran baru dibandingkan Pilpres 2014. Pesta demokrasi tahun depan, sangat terbuka hanya akan menjadi ajang pertarungan babak kedua: Joko Widodo vs Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
De ja vu politik. Keduanya sama-sama sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden di 2019, meski suasana kebatinan dan armada tempurnya berbeda. Mengantongi dukungan 7 parpol dengan akumulasi 290 kursi di DPR, Jokowi sudah lebih dulu memenuhi syarat pencapresan yang disyaratkan KPU.
Sementara Prabowo setelah menyatakan kesiapan maju di Pilpres 2019, belum memenuhi syarat pencalonan dukungan minimal 112 kursi DPR. PKS --sebagai harapan koalisi Gerindra, hingga saat ini belum mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo. Begitu juga dengan PAN.
Saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Jumat (20/4), Jokowi bicara soal suasana pencapresan di 2014 dan 2019. Apa perbedaannya?
“Situasinya kan berbeda, tentu saja ya berbeda. Tapi orangnya kan sama. Jokowi ya tetap Jokowi, Prabowo ya tetap Prabowo. Kan orangnya sama,” jawab Jokowi sambil tertawa di ruangan kerjanya di Istana Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Di Pilpres 2014, Jokowi yang berstatus sebagai Gubernur DKI mencalonan diri berpasangan dengan Jusuf Kalla. Keduanya melawan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Jokowi sangat menghargai sikap politik Gerindra yang kembali menyerahkan mandat bagi Prabowo sebagai capres. Jokowi tak menampik bahwa memang ada perbedaaan besar dulu dan sekarang.
Dulu, ia berstatus sebagai gubernur dan baru pertama kali nyapres. Sementara saat itu, Prabowo sudah ikut pilpres untuk kali kedua. Namun, sekarang, Jokowi kembali ke medan pertempuran dengan status sebagai calon petahana.
“Bedanya hanya dulu saya belum presiden. Sekarang, inkumben, petahana. Bedanya itu,” ujar Jokowi.
Ia tak merinci soal statusnya sebagai calon petahana membawa manfaat besar di laga pilpres. Namun, dengan berstatus sebagai petahana, Jokowi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyambut pesta demokrasi empat tahunan ini dengan kegembiraan.
ADVERTISEMENT
“Jangan dengan kekhawatiran-kekhawatiran, ketakutan-ketakutan. Masyarakat jangan dibawa ke arah itu,” ujarnya.
Jokowi juga berpesan agar seluruh elemen masyarakat berpolitik dengan mengutamakan etika. Ia tak ingin riuh di Pilpres 2019 dipenuhi dengan makian, fitnah, dan budaya politik yang saling mencela.
“Jangan sampai kita membangun sebuah budaya politik yang memaki, mencela, fitnah apalagi. Rakyat harus dididik dengan etika politik yang baik, sopan santun politik yang baik,” ujarnya.
Di Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK berhasil menang dengan 70.663.576 suara atau 53,15 persen sementara Prabowo-Hatta meraih 62.262.844 suara atau 46,85 persen. Jokowi unggul 8.370.732 suara atas Prabowo.
Saat itu, pasangan Jokowi-JK diusung oleh PDIP, NasDem, PKB, dan Hanura. Sementara Prabowo-Hatta didukung oleh Gerindra, PAN, Golkar, PPP, dan PKS. Demokrat menjadi satu-satunya partai yang tak berpartisipasi di Pilpres 2014.
ADVERTISEMENT