Jokowi Tertawa Disebut Minta PKB Dukung Prabowo-Erick: Itu Urusan Partai

19 September 2023 9:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Cak Imin  di venue Asian Games di Palembang. Foto: Antara/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Cak Imin di venue Asian Games di Palembang. Foto: Antara/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi saat ini tengah disorot karena disebut meminta PKB untuk mendukung pasangan Prabowo-Erick Thohir di Pilpres 2024. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua DPW PKB Jawa Tengah (Jateng) Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) dalam sebuah video yang viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Jokowi merespons hal tersebut. Dia mengatakan, urusan capres dan cawapres adalah urusan masing-masing partai politik.
"Urusan capres, urusan cawapres, itu urusan partai," kata Jokowi sambil tertawa di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9).
Jokowi menyatakan tak memiliki kewenangan untuk menentukan capres dan cawapres yang akan didukung oleh partai politik tertentu. Dia menegaskan presiden tak ada urusannya dengan hal tersebut.
"Urusan partai atau koalisi partai. Bukan urusan presiden. Sudah," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo menunjukan Surat Keputusan Perhutanan Sosial dan Masyarakat Adat saat Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Jakarta, Senin (18/9/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Beredar video berdurasi singkat Ketua DPW PKB Jawa Tengah Gus Yusuf mengungkap Jokowi pernah meminta agar Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendukung Prabowo Subianto-Erick Thohir sebagai paslon Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan ketika dia mendampingi Cak Imin bertemu Jokowi sebelum acara harlah PKB Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Gus Yusuf mengatakan dilirik Cak Imin untuk memberi jawaban ke Jokowi. Kepada Jokowi, Gus Yusuf menyebut PKB keberatan karena baik Prabowo maupun Erick tak punya hubungan langsung dengan Nahdlatul Ulama (NU).
Awalnya, PKB meneken kerja sama politik dengan Gerindra. Namun, PKB akhirnya memutuskan untuk hengkang dari koalisi Gerindra dan bergabung bersama NasDem dan PKS yang mengusung Anies Baswedan-Cak Imin.
Masuknya PKB yang tiba-tiba, serta dipilihnya Cak Imin sebagai cawapres membuat Demokrat merasa dikhianati dan mencabut dukungannya ke Anies. Mantan Gubernur DKI itu kemudian dideklarasikan dengan Cak Imin sebagai bakal capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM).