Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Tiba di RI: Selesai Lakukan 'Misi' Perdamaian; Langsung Takziah
3 Juli 2022 6:46 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Sepekan terakhir menjadi hari-hari yang sibuk bagi Presiden Jokowi . Ia secara maraton menghadiri sejumlah agenda internasional, mulai dari konferensi tingkat tinggi (KTT) hingga pertemuan bilateral dengan dua pemimpin negara yang tengah berperang, Ukraina dan Rusia.
ADVERTISEMENT
Sampaikan Duka Cita
Jokowi dan Ibu Negara tiba di rumah duka almarhum Tjahjo Kumolo pada pukul 07.22 WIB. Rombongan langsung disambut istri Tjahjo, Erni Guntarti dan anak-anaknya, Rahajeng Widyaswari, Karunia Putri Pari Cendana, dan menantunya Detri Warmanto.
Turut hadir dalam layatan tersebut Menlu Retno Marsudi dan Seskab Pramono Anung beserta Endang Nugrahani mendampingi Jokowi dan Iriana.
Jokowi dan Iriana terlihat berbincang dengan keluarga almarhum. Setelah berbincang sekaligus mendoakan almarhum, Jokowi dan Iriana berpamitan dan meninggalkan rumah duka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Jokowi mengenang sosok Tjahjo sebagai pribadi yang tenang dan sederhana. Menurutnya, Tjahjo merupakan tokoh teladan dan nasionalis sejati.
"Pak Tjahjo adalah pribadi yang tenang dan sederhana. Seorang tokoh teladan dan nasionalis sejati, yang penuh integritas dan setia mengabdikan dirinya untuk masyarakat, bangsa dan negara," kata Jokowi saat menyampaikan belasungkawa di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, Jumat (1/7).
Tjahjo Kumolo meninggal dunia akibat komplikasi paru-paru. Ia dirawat selama hampir 2 minggu di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Jenazah Tjahjo dimakamkan secara militer di TMP Kalibata.
Lawatan ke Jerman, Ukraina-Rusia, dan PEA
Dalam lawatannya kali ini, Jokowi telah berkunjung ke sejumlah negara. Ia melakukan kunjungan kerja ke Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab (PEA) selama sepekan.
ADVERTISEMENT
Di Jerman, Jokowi memulai kunjungan kerjanya dengan menghadiri KTT G7 sebagai negara mitra sekaligus pemegang Presidensi G20. Selama di sana, Jokowi juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral, di antaranya dengan Kanselir Jerman, Presiden Prancis, PM India, PM Kanada, dan PM Inggris.
"Selain membahas isu penguatan kerja sama bilateral, isu terkait perang di Ukraina dan dampaknya terhadap rantai pasok pangan dunia dibahas hampir di semua pertemuan bilateral tersebut," kata Retno Marsudi Senin (27/6) lalu.
"Presiden kembali menekankan bahwa waktu kita tidak panjang untuk menyelesaikan gangguan rantai pasok pangan yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan dan pupuk," ujar dia.
Dari Jerman, Jokowi melakukan misi perdamaian ke Ukraina melalui Polandia. Jokowi dan Iriana meninjau reruntuhan gedung terdampak perang di Kota Irpin, lalu menyerahkan bantuan kemanusiaan di salah satu rumah sakit di Kiev.
ADVERTISEMENT
Jokowi kemudian melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kiev. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan kunjungannya merupakan perwujudan kepedulian masyarakat Indonesia untuk Ukraina dan menegaskan posisi Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
Dari Ukraina, Jokowi menuju Moskow, Rusia, dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Jokowi menyatakan kesiapannya menjadi jembatan komunikasi antara Rusia dengan Ukraina, dan meminta jaminan keamanan Rusia bagi jalur ekspor pangan Ukraina.
Setelah itu, Jokowi melakukan lawatan ke Abu Dhabi, PEA, dan bertemu dengan sejumlah pengusaha dan investor PEA.
Jokowi juga melakukan pertemuan dengan Presiden PEA, Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, dan menyaksikan pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah disepakati kedua negara di Istana Al Shatie, Abu Dhabi.
ADVERTISEMENT
Misi Perdamaian Dinilai Belum Mencapai Terobosan
Ketua sekaligus Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Djalal, menilai misi perdamaian yang dilakukan oleh Jokowi belum dapat dikatakan sukses.
"Menurut saya, kalau ukurannya adalah misi perdamaian, maka kita harus jujur menyatakan bahwa kunjungan ke Ukraina dan Rusia ini belum mencapai terobosan," tutur Dino dalam keterangannya.
Hal ini, menurut Dino, dapat disimpulkan melalui bagaimana respons masing-masing pemimpin negara Ukraina dan Rusia dalam menanggapi misi perdamaian Jokowi.
Dino menyebut, hanya Presiden Zelensky yang menyambut baik dan merespons misi perdamaian ini. Dalam arti Presiden Zelensky menyampaikan pesan pada Presiden Putin melalui Jokowi dan juga menyatakan menghargai posisi dan sikap dan upaya Indonesia.
Respons Zelensky, dinilai Dino, lebih arif terhadap misi perdamaian yang dibawa oleh Jokowi dibandingkan respons Putin. Hal ini terlihat saat konferensi pers bersama Jokowi digelar, Putin dalam pidatonya tidak merujuk ke upaya perdamaian dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sewaktu di Moskow, Presiden Putin dalam konferensi pers sama sekali tidak menyebut mengenai misi perdamaian dan yang dirujuk hanya mengenai hubungan ekonomi Indonesia Rusia," ucap Dino.
"Sementara itu, Presiden Putin terus melanjutkan aksi militer dan perang di Ukraina itu, jadi dari segi misi perdamaian, saya tidak melihat adanya terobosan," terang dia.
Dino juga menyampaikan makna dari sebuah misi perdamaian. Menurutnya, misi perdamaian adalah konsep perdamaian yang diterima oleh kedua belah pihak, baik Ukraina maupun Rusia.
Kendati demikian, Dino menyampaikan bahwa sebagai warga Indonesia tidak perlu berkecil hati atas upaya mewujudkan kedamaian ini. Dino merujuk pada upaya perdamaian yang telah diinisiasikan sebelumnya oleh Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
ADVERTISEMENT
Baik dari pihak PBB ataupun Turki, proses mediasi antara Rusia dan Ukraina hingga kini belum mencapai terobosan yang signifikan dan masih terhambat. Jadi, menurut Dino, proses perdamaian tidak dapat tercapai hanya dalam satu kunjungan atau dalam satu atau dua hari saja.
"Tentu harus ada langkah-langkah berikutnya karena proses perdamaian di mana pun di dunia ini memerlukan sikap yang konsisten dan persisten yang gigih," tegas Dino.