Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dalam lima tahun pemerintahannya, Presiden Joko Widodo mengaku lebih fokus membangun pondasi ekonomi dengan pembangunan infrastruktur. Ia menyebut, hampir setiap hari ia turun langsung untuk memastikan proyek pembangunan itu berjalan.
ADVERTISEMENT
"Saya datang ke yang namanya Tol Trans-Sumatera itu sudah delapan kali. Tunjukkan pada saya, presiden mana yang ngecek jalan (sebanyak itu), yang datang delapan kali? Kalau presidennya datang delapan kali, menterinya datang 16 kali," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
Jokowi juga menyebut, saat mengecek pembangunan jalan tol di Palembang, ia sempat menerima komplain yang mempertanyakan kenapa proyek pembangunan itu dilakukan oleh BUMN saja. Menurut Jokowi, ia sebenarnya terbuka jika ada perusahaan swasta yang ingin ikut, asalkan internal rate of return (IRR)-nya kurang dari 10 persen.
"Siapa? Kalau ada yang mau, saya kasih sepeda. Siapa yang mau kerjakan jalan tol dengan IRR kecil? Itu dikerjakan BUMN karena disubsidi PMN (penyertaan modal negara)," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi membandingkan, hingga tahun 2014, Indonesia baru bisa membangun 780 kilometer jalan tol saja. Padahal, negara lain sudah membangun jauh lebih banyak.
"Malaysia sudah punya 1.800 kilometer, Tiongkok sudah bangun 280 ribu kilometer. Kita seribu kilometer saja belum. Ini yang ingin kita kejar," ucap Jokowi.
Jokowi mengakui, dalam pembangunan akan selalu ada sisi pahit. Namun, ia memastikan, setelah pembangunan itu rampung, masyarakat bisa memetik hasilnya dari pertumbuhan ekonomi yang membaik.
"Bapak, Ibu, saudara semua harus meyakini itu. Bahwa yang namanya infrastruktur, itu adalah syarat mutlak pembangunan ekonomi. Syarat daya saing competitiveness kita," pungkasnya.