Jokowi Ungkap Faktor Bikin Polusi Udara di DKI Makin Parah: Kemarau hingga Emisi

15 Agustus 2023 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) memimpin rapat terbatas yang diikuti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) memimpin rapat terbatas yang diikuti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menyoroti kualitas udara di Jabodetabek yang buruk. Bahkan sampai dibahas di ratas menteri di Istana Merdeka, Senin (14/8).
ADVERTISEMENT
"Buruknya kualitas udara di Jabodetabek disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, faktor pembuangan emisi dari transportasi, dan kegiatan industri di Jabodetabek," kata Jokowi di akun Twitternya, Selasa (15/8).
Untuk itu, dalam rapat terbatas membahas kualitas udara di wilayah Jabodetabek di Istana Merdeka, Jokowi menyampaikan arahan kepada jajaran pemerintah terkait untuk ditindaklanjuti dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
"Dalam jangka pendek, kita melakukan intervensi berupa rekayasa cuaca untuk memancing hujan, menerapkan regulasi batas emisi EURO 5 dan EURO 6, dan memperbanyak ruang terbuka hijau," jelasnya.
"Kalau perlu, mendorong kantor-kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Ia juga mendorong pejabat konsisten pakai kendaraan ramah lingkungan. Tak lagi kendaraan berbasis tenaga yang berdampak ke polusi udara.
"Dalam jangka menengah, saya meminta jajaran pemerintah konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil, mendorong semua pihak beralih ke transportasi massal seperti LRT, MRT, hingga kereta cepat," katanya.
"Sementara itu, untuk jangka panjang, jajaran pemerintah harus memperkuat aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta melakukan pengawasan terhadap sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek. Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya," tutup dia.