news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi: Yang Pusing Diberikan Saya, Kalau Menteri Nyanyi-nyanyi Tidak Ajak Saya

21 Desember 2022 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
Muasal Presiden Jokowi pidato menyebut Bipang Ambawang sebagai kuliner Lebaran. Foto: Youtube/Kementerian Perdagangan
zoom-in-whitePerbesar
Muasal Presiden Jokowi pidato menyebut Bipang Ambawang sebagai kuliner Lebaran. Foto: Youtube/Kementerian Perdagangan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi berseloroh kepada para menteri kabinet Indonesia Maju. Ia menyebut, para menteri kerap menghadapnya untuk menyampaikan masalah. Sementara tak mengajaknya dalam momen-momen berbahagia.
ADVERTISEMENT
"Yang pusing-pusing biasanya diberikan pada saya. Kalau yang masalah, yang problem, menteri-menteri itu mesti menghadap ke saya. Tapi kalau yang enak-enak, kayak kemarin nyanyi-nyanyi, makan-makan, tidak pernah mengajak saya," ujar Jokowi saat menghadiri Seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Ritz Carlton, Jakarta, (21/12).
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta para menteri untuk bersiap menghadapi ancaman krisis pada 2023. Ia mendorong seluruh jajaran pemerintahan untuk berani memikirkan strategi baru dalam meningkatkan perekonomian.
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Ia mengingatkan, pada 2015 lalu, Indonesia masuk dalam daftar lima negara yang rentan terpuruk.
"Situasi yang kita hadapi sekarang ini bukan situasi yang gampang, situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung dan teori-teori standar. Semuanya sudah sulit untuk kita pakai lagi, karena semuanya ini keluar tidak berdasarkan pakem-pakem yang ada," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Betul-betul situasi yang sangat sulit dan kita tahu di 2014-2015 kita ini masih masuk dalam fragile fight, kita masih dimasukkan dalam negara yang rentan untuk terpuruk bersama lima negara yang lain," lanjut Jokowi.
Ia mengatakan, para menteri harus berani melakukan reformasi struktural demi mencegah hal-hal yang membahayakan ekonomi makro.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar tidak membelanjakan uang negara untuk membeli alat yang tidak diperlukan dan kurang produktif.
"Kembali lagi, kemampuan domestik kita harus betul-betul kita garap dan salah satu hal penting yang kita lakukan adalah hilirisasi. Kalau semua provinsi melakukan hilirisasi, industrialisasi, inilah reformasi struktural riil yang ingin kita lakukan. Mengubah di hulu undang-undangnya, kemudian implementasikannya dalam pelaksanaan. Yang sulit memang di sini dan terus ini yang akan kita lakukan," tandasnya.
ADVERTISEMENT