Jumlah Warga yang Gowes Meningkat, Jalur Sepeda di Sudirman-Thamrin Diperlebar

15 Juli 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengayuh sepedanya saat melintas di jalan MH Thamrin, Jakarta. Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengayuh sepedanya saat melintas di jalan MH Thamrin, Jakarta. Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengubah rencana penghapusan jalur sepeda di Jalan Sudirman-MH Thamrin, menjadi pelebaran.
ADVERTISEMENT
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pelebaran itu akan diuji coba pada Minggu (19/7).
"Iya, ada rencana (dihapus). Tapi kemudian karena memang karena kepadatan, tingginya volume pesepeda, maka yang kita akan uji coba itu adalah diperlebar jalur sepedanya," kata Syafrin saat dihubungi, Rabu (15/7).
Dari empat jalur yang ada di Jalan Sudirman, dua jalur akan digunakan untuk kendaraan bermotor, sisanya khusus untuk sepeda. Pembatasan kedua jalur itu masih akan menggunakan cone.
"Ya, ada dua lajur untuk kendaraan bermotor, selebihnya bagi pesepeda, nanti dibatasi oleh cone," kata Syafrin.
Petugas Dinas Perhubungan menata lajur khusus sepeda di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta. Foto: M ADIMAJA/ANTARA FOTO
Ia menjelaskan alasan pelebaran jalur sepeda itu karena jumlah pesepeda meningkat baik untuk berolahraga maupun sebagai transportasi.
Sehingga jika hanya satu jalur seperti sebelumnya akan terjadi kepadatan pesepeda di jalan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bahwa kita pahami, di tengah pandemi COVID-19 ini warga terus harus jaga kebugaran, nah dengan bersepeda tentu yang bersangkutan bisa jaga jarak aman dengan terus tetap jaga kebugarannya, jadi difasilitasi," kata Syafrin terkait kebijakan tersebut.
Namun, Syafrin menegaskan jalur itu hanya untuk sepeda. Masyarakat yang ingin jogging tidak diizinkan di jalur itu. Begitu juga yang hanya ingin jalan santai. Karena pelebaran jalur itu bukan bagian dari CFD.
"Pelari tentu tidak diperbolehkan, tapi pejalan kaki mereka wajib ada di trotoar dan tidak boleh kongkow atau nongkrong, berkerumunan," kata Syafrin.