Junta Militer Myanmar Sewa Juru Lobi: Ingin Jauhi China dan Pulangkan Rohingya

7 Maret 2021 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berlari ke arah pengunjuk rasa untuk membubarkan demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3).  Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berlari ke arah pengunjuk rasa untuk membubarkan demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
Junta militer Myanmar mengudeta pemerintahan Aung Suu Kyi sejak 1 Februari lalu. Kudeta dipicu karena mereka menuding Partai NLD besutan Aung Suu Kyi berbuat curang dalam Pemilu.
ADVERTISEMENT
Setelah kudeta, aksi protes dan demonstrasi besar-besaran terus terjadi di Myanmar. Beberapa negara dunia termasuk Indonesia dan PBB mengecam tindakan junta militer itu.
Banyak mendapat kecaman dan tekanan dari dunia luar, junta militer Myanmar kini menyewa seorang juru lobi Ari Ben-Menashe. Ben-Menashe merupakan seorang pria keturunan Israel dan Kanada.
Ia juga merupakan mantan pejabat intelijen militer Israel yang sebelumnya pernah mewakili mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.
Panglima Tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Foto: Ye Aung Thu/Pool/REUTERS
Ben-Menashe mengatakan, dia dan perusahaannya Dickens dan Madson Canada disewa oleh Jenderal Myanmar untuk membantu berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan negara lain. Sebab selama ini AS dan negara barat dinilai sudah salah paham dengan tindakan mereka.
Ben-Menashe mengatakan Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar sejak 2016, dinilai terlalu dekat dengan China. Hal itu tidak disukai junta militer.
ADVERTISEMENT
“Ada dorongan nyata untuk bergerak ke Barat dan Amerika Serikat daripada mencoba lebih dekat dengan China,” kata Ben-Menashe dikutip dari Reuters, Minggu (7/3).
"Mereka (jenderal) tidak ingin menjadi boneka Tionghoa," tambah dia.
Ben-Menashe sudah menandatangani perjanjian dengan menteri pertahanan Myanmar, Jenderal Mya Tun Oo. Dia menyebut dirinya akan dibayar dengan biaya yang dirahasiakan jika sanksi terhadap militer dicabut.
Selain diberi tugas melobi AS, Ben-Menashe menuturkan, dirinya juga ditugaskan untuk menghubungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Tujuannya, mereka ingin mendapat dukungan terkait rencana pemulangan etnis Rohingya.
Sejauh ini tercatat ratusan ribu etnis Rohingya melarikan diri dari serangan militer pada 2016 dan 2017 ke berbagai negara seperti Bangladesh.
Berdasarkan laporan tim pencari fakta PBB, mereka kabur karena tentara telah membunuh mereka tanpa pandang bulu, memperkosa wanita hingga membakar rumah.
ADVERTISEMENT
“Pada dasarnya mereka mencoba memberi mereka dana untuk memulangkan apa yang mereka sebut Bengali," kilah dia.
Bengali merupakan istilah di Myanmar atau sebutan bagi para etnis Rohingya. Istilah itu diucapkan oleh sebagian orang sebagai tanda jika etnis Rohingya bukan merupakan penduduk asli Myanmar.
Lebih lanjut, Ben-Menashe menyebut para jenderal juga ingin meninggalkan politik setelah kudeta ini dan memperbaiki hubungan dengan barat.
Sementara junta militer belum memberikan tanggapan atau pernyataan resmi terkait keputusan mereka menyewa Ben-Menashe sebagai juru lobi.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan helm meneriakkan slogan-slogan saat mereka berdiri di belakang barikade di Sanchaung, Yangon, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: Reuters
Sejak kudeta militer di Myanmar, aksi demonstrasi berlangsung setiap hari di hampir seluruh kota di Myanmar. Unjuk rasa di Myanmar acap kali berujung bentrok.
Tercatat sudah 50 warga sipil kehilangan nyawa akibat bentrokan berdarah dengan aparat. Selain itu, sebanyak 1.700 orang juga ditangkap.
ADVERTISEMENT