Junta Myanmar Minta Bantuan Negara Asing Atasi Banjir Bandang Imbas Badai Yagi

14 September 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi akibat banjir terjadi di Taungoo, Bago, Myanmar, Sabtu (14/9/2024). Foto: Sai Aung Main/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi akibat banjir terjadi di Taungoo, Bago, Myanmar, Sabtu (14/9/2024). Foto: Sai Aung Main/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin Junta Militer Myanmar mengajukan permintaan langka pada Sabtu (14/9). Ia secara terbuka meminta bantuan negara asing guna mengatasi banjir bandang yang membuat ratusan ribu warganya mengungsi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Myanmar kerap menolak bantuan asing, termasuk saat badai Siklon Nargis pada Mei 2008 yang menewaskan lebih dari 138 ribu orang. Namun kali ini junta tampak membuka diri untuk bantuan internasional.
Kepala Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, meminta pemerintah untuk menghubungi negara-negara asing dan menerima bantuan bagi para korban.
"Pejabat pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk mendapatkan bantuan penyelamatan dan pemulihan bagi para korban. Perlu dilakukan tindakan penyelamatan, pemulihan, dan rehabilitasi secepat mungkin," ujarnya melalui siaran media pemerintah, seperti dikutip dari AFP.
Panglima Tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Foto: Lynn Bo Bo/Pool/REUTERS
Topan Yagi yang melanda wilayah Asia Tenggara akhir pekan lalu (8/9) membawa hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor. Akibatnya, hampir 300 warga tewas di Myanmar, Vietnam, Laos, dan Thailand.
ADVERTISEMENT
Di Myanmar sendiri, lebih dari 235 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Bencana ini memperburuk situasi kemanusiaan di sana, yang sejak kudeta militer 2021 telah menghadapi konflik berkepanjangan. Lebih dari 2,7 juta orang telah mengungsi akibat kekerasan yang terus terjadi.

Kondisi Warga di Tengah Bencana

Warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi akibat banjir terjadi di dekat sebuah kuil, Taungoo, Bago, Myanmar, Sabtu (14/9/2024). Foto: Sai Aung Main/AFP
Di wilayah Taungoo, dekat ibu kota Naypyidaw, penduduk terpaksa menggunakan rakit darurat untuk menyelamatkan diri dari banjir. Tim penyelamat juga dikerahkan dengan speedboat.
"Saya kehilangan beras, ayam, dan bebek," ujar seorang petani setempat, Naung Tun.
"Tapi yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa manusia dan hewan," katanya kepada AFP.
Banjir akibat Topan Yagi di provinsi Bac Giang, Vietnam, Minggu (8/9) Foto: Bui Van Lanh/ VNA via AP
Hujan deras yang dibawa Topan Yagi membuat ribuan orang di Asia Tenggara melarikan diri dengan segala cara, bahkan menggunakan gajah di Myanmar dan jetski di Thailand.
ADVERTISEMENT
Di Vietnam, laporan terbaru mencatat 262 korban jiwa dan 83 orang hilang akibat bencana. Sementara di Laos, ibu kota Vientiane terendam luapan Sungai Mekong.