Junta Myanmar Tetap Gencarkan Serangan Meski Ada Bencana Gempa

31 Maret 2025 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puing-puing terletak di dekat pagoda yang rusak akibat gempa bumi kuat di Mandalay, Myanmar, Sabtu (29/3/2025). Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Puing-puing terletak di dekat pagoda yang rusak akibat gempa bumi kuat di Mandalay, Myanmar, Sabtu (29/3/2025). Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan udara terus mengguncang Myanmar meski negara itu baru dilanda gempa dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Junta militer melancarkan serangan di Naungcho, Negara Bagian Shan, hanya tiga jam setelah gempa mengguncang Sagaing pada Jumat (28/3).
BBC Burmese mengkonfirmasi tujuh korban tewas dalam serangan itu.
Kelompok perlawanan melaporkan serangan udara lainnya di Chang-U, wilayah pusat gempa, serta di perbatasan Thailand.
Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang mewakili pemerintahan sipil yang digulingkan, menyerukan jeda dua minggu dalam operasi militer ofensif di wilayah terdampak bencana.
Perang saudara yang berlangsung sejak kudeta 2021 telah melemahkan junta.
Investigasi BBC menunjukkan militer kini hanya menguasai kurang dari 25 persen wilayah Myanmar, sementara 42 persen dikuasai kelompok perlawanan dan sisanya masih diperebutkan.
Dalam situasi ini, junta mengandalkan serangan udara untuk menekan oposisi.
Pasukan etnis dan kelompok pro-demokrasi tidak memiliki kekuatan udara untuk membalas.
ADVERTISEMENT
Update Korban Gempa Myanmar: 1.644 Jiwa Tewas, 139 Hilang, 3.408 Luka-luka
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan yang runtuh, setelah gempa bumi kuat, di Mandalay, Myanmar, Minggu (30/3/2025). Foto: Stringer/REUTERS
Korban tewas akibat gempa 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar terus bertambah, mencapai 1.644 orang pada Minggu (30/3).
Jumlah korban luka naik menjadi 3.408 orang, sementara 139 lainnya masih hilang.
Di tengah bencana ini, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG)—kelompok oposisi yang menentang junta militer—mengumumkan gencatan senjata sepihak selama dua pekan untuk memfasilitasi operasi penyelamatan.
Mengutip AP, sayap bersenjata NUG, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), akan menghentikan serangan di wilayah terdampak gempa, namun tetap akan melawan jika diserang.
Gempa yang berpusat dekat Mandalay ini menyebabkan gedung-gedung runtuh, jalan retak, dan jembatan ambruk.
Di ibu kota Naypyidaw, listrik, telekomunikasi, dan internet masih padam.
Menara pengawas lalu lintas di Bandara Internasional Naypyitaw roboh dan menghambat masuknya bantuan internasional.
ADVERTISEMENT
PBB mengalokasikan dana darurat sebesar USD 5 juta untuk operasi penyelamatan.
Yang Terbaru dari Gempa Myanmar
Tim penyelamat membawa jenazah seorang korban, setelah gempa bumi kuat, di Mandalay, Myanmar, Minggu (30/3/2025). Foto: Stringer/REUTERS
Myanmar berduka. Negeri ini porak poranda diguncang gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo, pada Jumat (28/3).
Data terbaru menyebut, lebih dari 1.600 orang tewas.
Pemerintah junta militer Myanmar pun minta bantuan ke komunitas internasional, hal yang jarang mereka lakukan. Bahkan, pasukan anti-junta militer juga menyerukan penghentian tembak menembak untuk membantu pemulihan masyarakat akibat gempa.
Berikut kumparan rangkum beberapa informasi terbaru terkait gempa Myanmar.
Korban Jiwa Gempa Myanmar Tembus 1.600 Jiwa
Dilansir AFP, Jumlah korban jiwa akibat gempa Myanmar tembus di angka 1.600, pada penghitungan yang dilakukan Sabtu (29/3). Jenazah-jenazah korban ini baru saja ditemukan para tim penyelamat yang mencari korban yang kebanyakan tertimbun reruntuhan bangunan.
ADVERTISEMENT
Gempa ini begitu mematikan, karena terjadi dengan gempa susulan. Awalnya, ada gempa dangkal berkekuatan 7,7 magnitudo di Sesar Sagaing. Lalu beberapa menit kemudian diikuti gempa susulan berkekuatan 6,7 magnitudo.