Jurnalis Caci Maki Menlu Blinken soal Gaza di Jumpa Pers Terakhirnya: Penjahat!

17 Januari 2025 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan Antony Blinken ke Israel. Foto: Reuters/pool
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan Antony Blinken ke Israel. Foto: Reuters/pool
ADVERTISEMENT
Menlu Anthony Blinken mendapat cacian sejumlah jurnalis saat tampil dalam jumpa pers terakhirnya. Jurnalis secara terbuka mengkritik dukungan AS terhadap Israel dan mengecam Blinken atas perang yang terjadi di Gaza.
ADVERTISEMENT
Jumpa pers terakhir ini digelar Blinken di kantornya di Washington DC pada Kamis, 16 Januari menyusul segera berakhirnya pemerintahan Joe Biden. Pengganti Biden, Donald Trump, akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025.
“Penjahat! Mengapa Anda tidak berada di Den Haag?” teriak Sam Husseini, seorang jurnalis independen dan kritikus pendekatan Washington terhadap dunia, seperti dikutip dari Reuters.
Den Haag adalah tempat International Criminal Court/ICC atau Mahkamah Pidana Internasional berada.
Atas cacian Husseini, Blinken berusaha mempertahankan kebijakan yang diambilnya atas Gaza.
Suasana penuh konfrontasi di ruang jumpa pers Kemlu AS yang tak biasa itu berakhir setelah petugas keamanan dengan paksa mengangkat Husseini dari kursinya dan membawanya keluar ruangan. Saat itu terjadi, Husseini terus mencemooh Blinken.
ADVERTISEMENT
Kritik terhadap Blinken antara lain terkait keputusan AS untuk menyediakan senjata dan dukungan diplomatik bagi Israel menyusul serangan Hamas ke Israel 7 Oktober 2023. Menurut Israel, serangan itu menewaskan 1.200 orang dan sekitar 250 orang disandera.
Israel membalas serangan Hamas dengan tak henti membombardir Gaza. Lebih dari 46 ribu warga tewas, menurut otoritas kesehatan di Gaza. Sebanyak 2,3 penduduk Gaza mengungsi dan memicu kekhawatiran atas wabah kelaparan.
Respons keji Israel itu telah memicu tuduhan bahwa Israel telah melakukan genosida. Afrika Selatan pun membawa kebengisan Israel ini ke International Court of Justice (Mahkamah Internasional) — lembaga yudisial di bawah PBB.
Israel juga dibawa ke International Criminal Court/ICC atau Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma Husseini yang mencaci Blinken. Ada juga Max Blumenthal, editor Grayzone, sebuah media yang mengkritik keras banyak aspek kebijakan luar negeri AS.
"Mengapa Anda terus mengedarkan bom ketika kita telah mencapai kesepakatan pada bulan Mei?" tegur Blumenthal pada Blinken, sebelum dia dikawal untuk keluar ruangan sebagaimana Husseini.
Blinken dengan tenang meminta agar semua orang tenang saat dia menyampaikan pidatonya, dan kemudian menjawab pertanyaan. Sepanjang jumpa pers, wartawan berkali-kali menyela pernyataan Blinken.

Menteri Genosida

Dua hari sebelumnya (12 Januari), Blinken juga dicaci maki oleh demonstran saat berpidato tentang isu Timur Tengah di Atlantic Council, sebuah lembaga think tank NATO, di Washington DC.
“Menteri Blinken, warisan Anda adalah genosida! Anda akan selamanya dikenal sebagai ‘Blinken berdarah, menteri genosida!’” teriak pengunjuk rasa itu.
ADVERTISEMENT
“Anda memiliki darah ratusan ribu orang tak berdosa di tangan Anda. Kami telah menghabiskan waktu setahun — kami telah menghabiskan waktu setahun mencoba untuk menarik kemanusiaan Anda di depan rumah Anda!” lanjut mereka.
“Saya menghargai pandangan Anda. Izinkan saya menyampaikan pandangan saya,” jawab Blinken, di hadapan pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa tak menggubris Blinken.
“Darah warga sipil tak berdosa, darah anak-anak, ada di tangan Anda. Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda. Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda!” lanjut pengunjuk rasa itu.
Blinken sering dicemooh saat tampil di Washington sejak perang Gaza meletus 15 bulan lalu.
Para demonstran berkemah di luar rumahnya di Virginia selama berbulan-bulan dan berulang kali melemparkan cat merah – menyerupai darah – ke mobil yang membawa dia dan keluarganya.
ADVERTISEMENT