Jurnalis Israel Minta Maaf Usai Kunjungi Makkah: Niat Tunjukkan Indahnya Islam
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pria Yahudi itu menegaskan, kunjungan itu tidak bertujuan untuk menyinggung umat Islam. Tamary kemudian menggambarkan rasa ingin tahu sebagai tonggak jurnalisme.
Tamary menerangkan, dia hanya ingin melakukan peliputan secara langsung. Sehingga, orang non-Muslim dapat melihat pula situs suci Islam.
Tamary mengaku berupaya memperlihatkan keindahan agama Islam. Menurutnya, langkah tersebut dapat mendorong toleransi.
"Bila ada yang tersinggung dengan video ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," cuit Tamary di Twitter.
"Tujuan dari seluruh upaya ini adalah untuk menunjukkan pentingnya Makkah dan keindahan agama dan dengan demikian menumbuhkan lebih banyak toleransi dan inklusi beragama," imbuhnya.
Kala itu, Tamary tengah meliput lawatan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Menggunakan izin khusus liputan itu, Tamary kemudian mendatangi Makkah.
ADVERTISEMENT
Editor Channel 13 itu terlihat menumpang sebuah mobil dalam tayangan perjalanannya. Tamary tidak mengungkap kepada sopir itu bahwa dia adalah orang Yahudi dari Israel.
Tamary mengecilkan suaranya saat berbicara di hadapan kamera dalam bahasa Ibrani. Dia terkadang beralih menggunakan bahasa Inggris untuk menyembunyikan identitasnya.
Tamary kemudian menyusuri situs-situs suci yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam, seperti Gunung Arafah atau Jabal Rahmah.
"Makkah adalah kota paling suci bagi Islam dan dikelilingi oleh kamera canggih untuk mencegah non-Muslim masuk. Gil Tamary adalah reporter Israel pertama yang berhasil masuk dan keluar dalam perjalanan di kota," cuit Channel 13 di Twitter.
Orang non-Muslim dilarang memasuki kota suci Makkah dan Madinah. Tindakan Tamary lantas menemui reaksi yang berbeda dari harapannya.
ADVERTISEMENT
Tamary dianggap tidak menghormati tradisi dan praktik Islam. Pasalnya, aksi itu juga dilakukan saat iklim politik menegang akibat bentrokan berdarah antara penduduk Palestina dan pasukan Israel.
Menteri Kerja Sama Regional Israel, Esawi Freij, turut mengecam tindakan Tamary. Politikus Arab-Israel beragama Islam itu mengatakan, perilaku semacam itu merugikan upaya AS untuk menormalisasikan hubungan Israel-Arab Saudi.
"Itu adalah hal yang bodoh untuk dilakukan dan dibanggakan," ujar Freij, dikutip dari Reuters, Rabu (20/7/2022).