Jurnalis Jadi Caleg NasDem: Tina Talisa hingga Indra Maulana

26 Juli 2018 14:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Nasdem, Jhonny G Plate, Ketua Bapilu Nasdem, Effendy Choire (Foto: Bens Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Nasdem, Jhonny G Plate, Ketua Bapilu Nasdem, Effendy Choire (Foto: Bens Saragih/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai NasDem rupanya tak main-main menatap pemilihan legislatif 2019. Sejumlah caleg dari berbagai latar belakang dikerahkan dan dicalonkan untuk bisa duduk di kursi parlemen periode 2019-2024.
ADVERTISEMENT
Setelah merekrut banyak artis, NasDem juga banyak menyasar ke profesi wartawan atau insan pers. Beberapa nama yang sering tampil di layar televisi antara Elman Saragih, Sugeng Suparwoto, Arief Suditomo, Tina Talisa, Desi Fitriani, Rahma Sarita, hingga Indra Maulana memutuskan berjuang melalui NasDem.
Ketua Bappilu DPP NasDem Effendy Choirie membenarkan hal itu, ia mengatakan partainya memang menyiapkan banyak caleg dari berbagai latar belakang untuk memenuhi kebutuhan parlemen di masa periode mendatang.
"Caleg NasDem pelangi, beragam. Dari beragam latar belakang. Bersuku-suku, berbagai profesi. Ada aktivis, LSM, guru, pengusaha, pengacara, agamawan, pensiunan TNI, Polri, PNS/ASN, teknokrat, intelektual, cendekiawan, budayawan, artis dan wartawan. Itu semua dibutuhkan untuk merepresentasikan kepentingan rakyat dan kebutuhan di lembaga negara itu," ujar Effendy ketika dihubungi, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
Indra Maulana membenarkan maju menjadi caleg Nasdem dalam pemilu tahun depan. Indra adalah bekas presenter Metro TV dan CNN Indonesia. Maju menjadi caleg, dia mengaku harus mengundurkan diri menjadi presenter.
"Iya saya maju di Jatim I, Surabaya-Sidoarjo. Sekarang konsentrasi pemenangan walaupun lawannya berat," ujar Indra saat dihubungi kumparan, Kamis (26/7).
Ia menceritakan awal mula bersedia menjadi caleg karena ditawari oleh salah satu Ketua DPP yang juga menjadi Koordinator Wilayah (Korwil) Jatim. Saat itu ia ditantang apakah berani terjun di politik praktis.
Bermodalkan profesi sebagai news anchor selama 10 tahun dan juga ditempatkan di dapil daerah asal membuat Indra memberanikan diri menjadi politisi.
"Ya mudah-mudahan bisa jadi modal popularitas lah," katanya sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Indra menjelaskan, apabila mendapat kepercayaan duduk sebagai anggota DPR, ia ingin masuk di Komisi II DPR yang fokus pada bidang pemerintahan dalam negeri.
"Jadi, kalau sesuai dengan visi misi serta target dalam form pendaftaran, aku berharap bisa masuk Komisi II terkait pemerintahan dalam negeri. Concern-ku sejauh ini sih adalah soal kepemiluan kita. Kita belum punya UU Pemilu yang komprehensif, yang bisa everlasting penerapannya," kata dia.
Menurut Indra, undang-undang pemilu selalu diubah jelang pemilihan demi kepentingan penguasa atau petahana. Belum ada gambaran desain ke multi partai sederhana, seperti koalisi permanen karena kesamaan pandangan.
'Mimpi saya, di periode ke-2 Jokowi nanti, beliau dapat meninggalkan legacy selain infrastruktur fisik, tetapi juga infrastruktur kepemiluan kita yang benar-benar komprehensif," lanjut dia.
ADVERTISEMENT