Jurnalis Palestina Pakai Rompi Pers saat Ditembak di Kepala oleh Israel

11 Mei 2022 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shireen Abu Akleh, wartawan Al Jazeera yang tewas akibat ditembak di kepala saat meliput serangan Israel di Tepi Barat. Foto: Twitter/@PalestinePDP
zoom-in-whitePerbesar
Shireen Abu Akleh, wartawan Al Jazeera yang tewas akibat ditembak di kepala saat meliput serangan Israel di Tepi Barat. Foto: Twitter/@PalestinePDP
ADVERTISEMENT
Seorang jurnalis Al-Jazeera asal Palestina, Shireen Abu Akleh, tewas di tengah penyerbuan kamp pengungsi Jenin. Perempuan 51 tahun itu ditembak mati tentara Israel di kepala walaupun ia memakai helm dan rompi pers yang menunjukkan identitasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter lain yang bepergian di kendaraan yang sama dengan Shireen Abu Akleh, Shatha Hanaysha, mengaku menyaksikan tentara Israel bersikeras untuk membunuh mereka walaupun mereka menggunakan penanda pers.
“Kami semua mengenakan rompi dan helm. Kami adalah empat jurnalis di area terbuka. Tidak ada konfrontasi atau tembakan yang dilepaskan oleh para pejuang Palestina,” tegas Hanaysha dikutip dari Middle East Eye, Rabu (11/5).
Walid Al-Omari, Kepala Biro Palestina Al Jazeera, memegang jaket antipeluru yang dikenakan reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbunuh oleh tembakan tentara Israel, di Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, Rabu (11/5/2022). Foto: Mohamad Torokman/REUTERS
Hanaysha mengatakan, ia dan jurnalis lainnya terkepung antara sebuah tembok dan tentara Israel yang berada tepat di depan mereka.
“Tentara pendudukan tidak berhenti menembak bahkan setelah dia terjatuh. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan,” ungkapnya.
Selain Shireen Abu Akleh, seorang jurnalis Palestina lainnya, Ali Al-Samoudi, juga terluka dalam insiden itu.
ADVERTISEMENT
Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) menilai pembunuhan Abu Akleh sebagai penargetan jurnalis yang rumit dan sistematis. IFJ lantas akan membawa kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Orang-orang Palestina membawa jenazah reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh oleh tembakan tentara Israel selama serangan Israel, di Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, Rabu (11/5/2022). Foto: Mohamad Torokman/REUTERS
“Sekali lagi jurnalis, yang mengenakan rompi pers, yang diidentifikasi dengan jelas, menjadi sasaran penembak jitu Israel,” kata sekretaris IFJ Anthony Bellanger.
“Kami akan berusaha menambahkan kasus ini ke pengaduan ICC yang diajukan oleh IFJ, dengan merinci penargetan sistematis semacam itu,” sambungnya.

Klaim Israel Disangkal

Sementara itu, tentara Israel mengkonfirmasi telah melakukan operasi Rabu (11/5/2022) pagi di kamp pengungsi Jenin. Namun, mereka membantah sengaja menargetkan jurnalis.
“Tentara tentu saja tidak membidik jurnalis,” kata seorang pejabat militer.
Pihak Israel mengatakan mereka tengah menginvestigasi adanya kemungkinan jurnalis-jurnalis tersebut justru ditembak oleh warga Palestina.
ADVERTISEMENT
Menyangkal pernyataan ini, jurnalis Ali al-Samoudi, yang kini telah berada dalam kondisi stabil, menegaskan tidak ada warga Palestina di lokasi kejadian.
“Kami berniat untuk merekam serangan tentara Israel, dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting. Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen,” jelasnya.
“Tidak ada perlawanan dari pihak Palestina sama sekali di tempat kejadian,” tambahnya.
Shireen Abu Akleh lahir pada 3 januari 1971 di Yerusalem dan beragama Kristen. Kota tempat Shireen lahir sampai sekarang masih diperebutkan oleh Israel dan Palestina.
Penulis: Airin Sukono.