Jurnalis yang Dipenjara di Dunia Capai Rekor Baru, Terbanyak di China

14 Desember 2022 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jurnalis game. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurnalis game. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menurut tinjauan tahunan dari Wartawan Tanpa Batas (Reporters Sans Frontieres atau RSF) yang terbit pada Rabu (14/12), jumlah jurnalis yang dipenjara di seluruh dunia telah mencapai rekor baru.
ADVERTISEMENT
Pengawas kebebasan pers yang berbasis di Paris itu mencatat sebanyak 533 profesional media yang dipenjara sepanjang 2022.
Angka tersebut merayap naik dari rekor yang dilaporkan dalam tinjauan sebelumnya, yakni 488 wartawan pada 2021.
"Lebih dari seperempat dari mereka dipenjara selama setahun," jelas RSF yang telah menerbitkan penghitungan tahunan sejak 1995, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (14/12).
Ketua Asosiasi Wartawan Hong Kong (HKJA), Ronson Chan, yang ditahan saat melaporkan sebuah berita pada Rabu (7/9). Foto: Peter PARKS / AFP
Tiga perempat dari keseluruhan wartawan tersebut ditahan di Asia dan Timur Tengah. Lebih dari setengah dari mereka terkonsentrasi di China, Myanmar, Iran, Vietnam, dan Belarusia.
China mempertahankan gelarnya sebagai 'penjara jurnalis terbesar di dunia' dengan 110 pekerja media yang ditahan, termasuk di Hong Kong. Myanmar lalu menyusul pada posisi kedua.
Hingga 62 jurnalis saat ini sedang dipenjara di Myanmar. Jurnalisme seolah telah menjadi tindak pidana sejak kudeta militer pada 2021.
ADVERTISEMENT
Membuntuti pada peringkat ketiga, 47 jurnalis sekarang mendekam di penjara Iran. Tindakan keras di negara itulah yang mendorong jumlah wartawan yang dipenjara menorehkan rekor terbaru tahun ini.
Koran dengan gambar sampul Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" republik Islam terlihat di Teheran, Iran. Foto: Majid Asgaripour/WANA via Reuters
Dari semua wartawan tersebut, 34 ditangkap sejak protes atas kematian Mahsa Zhina Amini pecah pada September.
Perempuan etnis Kurdi berusia 22 tahun ini ditangkap lantaran memperlihatkan sedikit rambut saat berkunjung ke Teheran.
Amini diduga mengalami penyiksaan dalam tahanan polisi moral sebelum meninggal dunia pada 16 September.
Peristiwa tersebut mengantarkan Iran sebagai satu-satunya negara yang tidak termasuk dalam daftar RSF tahun sebelumnya hingga meraih peringkat ketiga di samping China dan Myanmar.
RSF lantas menganugerahkan Prize for Courage kepada jurnalis Iran, Narges Mohammadi, pada Senin (12/12). Mohammadi telah berulang kali dipenjara selama satu dekade terakhir oleh otoritas Iran.
kumplus ilustrasi dalipin jurnalisme akurat Indra Fauzi Foto: admin
Urutan berikutnya dalam daftar negara yang paling banyak memenjarakan jurnalis di dunia ditempati Vietnam dan Belarusia. Masing-masing menahan 39 dan 31 wartawan sepanjang 2022.
ADVERTISEMENT
RSF turut menggarisbawahi peningkatan tajam dalam represi media di Rusia sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Hingga 18 pekerja media—termasuk delapan dari Ukraina—saat ini dipenjara di Rusia.
"Rezim diktator dan otoriter mengisi penjara mereka lebih cepat dari sebelumnya dengan memenjarakan jurnalis," terang Sekretaris Jenderal RSF, Christophe Deloire.
Hanya ada sepertiga pekerja media yang dipenjara di seluruh dunia yang telah dihukum. Dua pertiga sisanya tidak melewati pengadilan.
Jumlah wartawan perempuan yang dipenjara pun menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, meningkat dari 60 menjadi 78 orang.
"Beberapa dari mereka telah menunggu persidangan selama lebih dari 20 tahun," ungkap RSF.
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
Jumlah jurnalis yang tewas meningkat pula dalam setahun dari 48 menjadi 57, terutama akibat perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Delapan wartawan tewas saat meliput perang ini. Lima dari mereka berasal dari negara-negara yang tidak terlibat langsung.
RSF mengatakan, hampir 80 persen pekerja media yang terbunuh tahun ini sengaja ditargetkan karena pekerjaan mereka atau cerita yang mereka liput, seperti kejahatan terorganisir dan kasus korupsi.
"Rekor baru dalam jumlah jurnalis yang ditahan ini menegaskan kebutuhan mendesak dan urgen untuk melawan pemerintah-pemerintah yang tidak bermoral ini dan untuk memperluas solidaritas aktif kami kepada semua orang yang mewujudkan cita-cita kebebasan jurnalistik, independensi, dan pluralisme," tegas Deloire.