Juru Bicara Kremlin: Telegram Tak Akan Diblokir jika Mematuhi Hukum

14 April 2018 4:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. (Foto: Sergei Karpukhin/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. (Foto: Sergei Karpukhin/Reuters)
ADVERTISEMENT
Telegram di Rusia diblokir lantaran tak mau menyerahkan percakapan penggunanya ke Badan Keamanan Negara. Perintah pemblokiran itu dilakukan oleh Pengadilan Rusia pada Jumat (13/4) kemarin.
ADVERTISEMENT
Pemblokiran itu dikabulkan pengadilan sepekan setelah Badan Pengawas Komunikasi Rusia menuntut pembatasan akses bagi Telegram. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dilansir dari Reuters, Sabtu (14/4) mengatakan keputusan itu tak akan diambil apabila Telegram mematuhi persyaratan hukum di Rusia.
"Pemblokiran akses sebenarnya belum menjadi tujuan," kata Peskov dalam sebuah konferensi pers.
"Sayangnya, mereka tidak berhasil mencapai konsensus seperti itu (mematuhi hukum Rusia)," lanjut dia.
Penggunaan Telegram di Rusia sendiri semakin populer. Baik pada ponsel maupun komputer yang tidak hanya dinikmati orang biasa, tapi juga pejabat pemerintah.
Misalnya saja Kremlin yang memakai Telegram untuk mengoordinasikan conference call rutin dengan juru bicara Presiden Vladimir Putin. Sedangkan banyak pejabat pemerintah menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dengan awak media.
ADVERTISEMENT
Ketika Reuters bertanya kepada salah seorang pejabat tentang bagaimana mereka akan tetap bekerja setelah diputusnya akses Telegram, pejabat bersangkutan menjawab dengan mengirimkan tangkapan layar ponselnya yang memperlihatkan aplikasi VPN.