Jusuf Kalla: Indonesia Lebih Toleran dari Amerika Serikat

5 Maret 2024 5:00 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla saat dijumpai di rumahnya di Brawijaya, Jaksel, Rabu (7/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla saat dijumpai di rumahnya di Brawijaya, Jaksel, Rabu (7/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyebut Indonesia lebih toleran dibandingkan Amerika Serikat. Dia mengatakan, meski hanya 1 persen umat mayoritas di Indonesia, pemerintah tetap memberikan hari libur nasional saat hari raya keagamaan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan JK saat menghadiri acara peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpusnas, Jakarta Pusat, Senin (4/3).
"Indonesia maupun agamanya hanya satu persen dari total mayoritas penduduk, tetapi punya hari libur," kata JK.
"Islam di Amerika itu 3 persen, tetapi tidak ada hari libur keagamaan Islam di sana. Jadi kita lebih toleran daripada negara itu. Itu tanda bahwa toleransi di Indonesia tidak melihat jumlah," sambungnya.
Peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpustakaan Nasional, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Lebih lanjut, JK juga mengaku kagum dengan sosok Haedar Nashir yang menyebarkan semangat moderasi dalam beragama.
"Begitulah Pak Haedar menyatakan bahwa hanya lah dengan moderasi maka Indonesia ini bisa bersatu. Jika bersatu maka sudah pasti besar, intinya begitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Makanya Muhammadiyah berkemajuan, karena berkemajuan bisa terjadi apabila tidak ada konflik, damai. Kedamaian timbul apabila saling memahami, jika saling memahami dengan toleransi. Urutannya begitu makanya menjadi berkemajuan," tutupnya.