Kabaharkam Buka Suara soal Polisi Minta Rektor Apresiasi Jokowi

7 Februari 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kabaharkam Polri, Komjen Fadil Imran, di Lapangan Satlat Korbrimob Polri, Cikeas, Bogor, Rabu (7/2/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabaharkam Polri, Komjen Fadil Imran, di Lapangan Satlat Korbrimob Polri, Cikeas, Bogor, Rabu (7/2/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Kabaharkam Polri, Komjen Fadil Imran, memberikan penjelasan terkait isu permintaan video testimoni mengapresiasi Presiden Jokowi kepada sejumlah rektor di Jawa Tengah, termasuk Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
ADVERTISEMENT
Kata Fadil, polisi memang hampir setiap hari mendatangi tokoh masyarakat dan tokoh agama, bukan hanya rektor saja. Seperti tugas yang dilakukan Operasi Nusantara Cooling System.
"Polisi hampir setiap hari mendatangi orang, bukan hanya rektor. Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda," kata Fadil di Lapangan Satlat Korbrimob Polri, Cikeas, Bogor, Rabu (7/2).
"Ini barangkali karena yang didatangkan rektor saja kemudian ada momentum-momentum seperti itu kemudian menjadi sebuah perbincangan," tambah Fadil.
Lebih lanjut, Fadil memastikan, apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku.
"Yang pasti kita pasti akan mengambil langkah yang objektif sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," ucapnya.
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Rektor Universitas Soegijapranata (Unika) Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, menceritakan bahwa pada Jumat (2/2) ia dihubungi oleh polisi dari Polrestabes Semarang yang kemudian memintanya membuat video apresiasi terhadap Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Masrukhi, menjadi salah satu pejabat kampus yang membuat video tentang pemilu damai. Ia kemudian menceritakan awal-mula pembuatan video itu pun berasal dari permintaan Polres.
Cawapres 03 Mahfud MD pun mengaku menerima laporan dari sejumlah rektor, mereka disuruh untuk membuat pernyataan Presiden Joko Widodo baik. Hal ini menyusul banyaknya kampus yang membuat pernyataan sikap dan mengkritisi Jokowi.