Kabar Baik Corona: Indonesia Dipuji Dunia-Herd Immunity Akibat Infeksi Alamiah

18 September 2021 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Sejumlah warga dengan mengenakan masker berolahraga di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/7/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga dengan mengenakan masker berolahraga di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/7/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia masih terus berlanjut. Program vaksinasi nasional terus berjalan seiring dengan terus datangnya vaksin corona dari berbagai merek, baik itu melalui COVAX Facility hingga bantuan dari negara-negara sahabat.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kasus positif virus corona juga membaik. Penambahan kasus memang masih di angka ribuan, tapi penambahannya per hari tidak seperti di masa puncak pada Juli lalu.
Seperti apa perkembangannya? Berikut kabar baik corona yang telah kumparan rangkum:

Penanganan Virus Corona di Indonesia Kembali Dipuji Dunia

Jubir vaksinasi perwakilan Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi. Foto: Kemkes RI
Jubir Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan penanganan corona di Indonesia kembali diapresiasi dunia. Kali ini terlihat dari publikasi situs data John Hopkins University yang terakhir diperbaharui pada 12 September 2021.
"Penanganan COVID-19 di Indonesia diapresiasi dunia karena mampu menurunkan angka kasus hingga 58% dalam 2 minggu," kata Nadia dalam keterangannya, Jumat (17/9).
Saat ini, angka konfirmasi kasus positif COVID-19 harian juga turun drastis dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bahkan, mencatatkan angka terendah sejak Mei 2021 yaitu sebanyak 2.577 kasus dalam sehari.
ADVERTISEMENT
"Walaupun angka kasus harian sudah jauh menurun, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi sesuai dengan jadwal," tutur dia.

Pasien Berkurang dan Tidak Ada Antrean di RS Corona

Sejumlah tenaga kesehatan mendorong tabung oksigen di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Perkembangan yang baik dalam penanganan corona juga terlihat dari rumah sakit yang merawat pasien positif COVID-19. Chairman Junior Doctor Network, dr Andi Khomeini Takdir atau yang akrab disapa dr Koko, mengungkapkan setidaknya ada tiga rumah sakit yang jumlah pasiennya sudah lebih lengang.
Tiga rumah sakit yang dia awasi adalah RSDC Wisma Atlet Kemayoran, 1 rumah sakit di bawah naungan Pemprov DKI, dan 1 rumah sakit swasta.
"Saya melihat datanya yang dilaporkan sinkron, ya, dikomparasi dengan yang kami alami sehari-hari. Sebagai contoh dari 3 rumah sakit yang kami berikan pelayanan jumlah pasien COVID dibandingkan puncak wave kedua di bulan Juli dan awal Agustus, hari ini sudah sekitar 10 persen. Sudah 1 banding 10 lebih sedikit," kata dr Koko dalam Live Corona Update kumparan.
ADVERTISEMENT
dr Koko juga menyebut sudah tidak ada lagi antrean di RS corona. Tentu ini menjadi kabar baik yang harus disyukuri.
"Kalau sekarang kami tidak mengalami antrean. Pertama, semua pihak yang berkontribusi dari Maret 2020 sampai sekarang sudah 3 semester, dalam 3 semester ada improvement," ungkap dia.

Soal Herd Immunity di RI Mulai Terbentuk Akibat Infeksi Alamiah

Dokter Andi Takdir Khomeini Haruni atau dokter Koko saat menjadi vaksinator di Istana Presiden, 13 Januari 2021. Foto: YouTube Sekretariat Presiden
Kekebalan komunal (herd immunity) secara alamiah disebut menjadi penyebab turunnya kasus COVID-19 beberapa waktu terakhir. Apalagi, semakin hari penduduk yang divaksinasi corona semakin banyak, membuat proses herd immunity perlahan terus terbentuk.
Chairman JDN Indonesia dr Andi Khomeini Takdir Haruni menjelaskan, terdapat dua faktor yang bisa menciptakan herd immunity.
"Herd immunity atau kekebalan kelompok itu hasil akumulasi dari dua faktor, yaitu kekebalan yang terbentuk pascainfeksi alamiah, dan juga kekebalan yang dipicu vaksinasi. Dua ini yang saya pikir akan berkontribusi terhadap terbentuknya herd immunity," ungkap dr Koko.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan herd immunity yang terbentuk dari infeksi alamiah ini juga mengalami hambatan, yakni kapasitas testing yang masih rendah. Bahkan, ia memprediksi sudah 100 juta orang di Indonesia yang telah terpapar protein dari virus corona, baik itu secara alamiah maupun lewat vaksinasi.
dr Koko tak memungkiri herd immunity sudah perlahan terbentuk pada beberapa komunitas. Namun, ada juga wilayah-wilayah, khususnya di luar Jawa dan Bali, yang dinilainya belum terbentuk. Sebab, kedisiplinan protokol kesehatan (prokes) justru menurun.
Tak hanya itu, diakuinya bentuk negara Indonesia yang kepulauan menjadi tantangan tersendiri.