Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kabar Baik Corona: Sewa Rusunawa Gratis hingga Alat Deteksi Corona Buatan Lokal
15 Juli 2020 6:15 WIB
ADVERTISEMENT
Jumlah penderita corona di Indonesia sudah menembus 78.752 orang. Angka ini terus dibarengi dengan jumlah kematian yang sudah mencapai 3.710 jiwa.
ADVERTISEMENT
Kabar lainnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Pemprov DKI dan Pemkot Bogor menyediakan layanan bus gratis. Layanan ini bisa mengurangi penumpukan penumpang saat mengantre di loket atau mesin tap in tiket.
Berikut kumparan rangkum sejumlah kabar baik terkait corona yang terjadi sepanjang Selasa (14/7):
Anies Gratiskan Sewa Rusunawa
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menggratiskan sewa rumah susun atau rusunawa selama pandemi corona. Keputusan ini salah satu keringanan Pemprov DKI kepada warga ibu kota yang terdampak.
Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2020 tentang Pemberian Keringanan Retribusi Daerah dan atau Penghapusan Sanksi Administratif kepada Wajib Retribusi yang Terdampak Bencana Nasional Corona Virus Disease 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam lampiran Pergub 61/2020, disebutkan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman memberikan keringanan 100 persen pada uang sewa rusunawa. Begitu juga sanksi administratif.
Bus Reguler untuk Penumpang KRL
Mulai Agustus, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Pemprov DKI dan Pemkot Bogor menyediakan layanan bus reguler berbayar untuk penumpang KRL. Hal ini untuk mengatasi penumpukan penumpang KRL di loket antrean selama pandemi corona.
Saat ini, BPTJ tengah mengkaji layanan bus reguler yang tepat. Bentuk layanan bus tersebut akan diberi nama Bus Jabodetabek ResidentialConnexion (JR Conn).
Saat ini, layanan bus gratis saat ini masih disediakan pada Senin dan Jumat. Dari 170 unit armada yang disiapkan, hanya 77 unit bus yang terpakai.
165 Prajurit Secapa TNI AD Sembuh
ADVERTISEMENT
Sebanyak 1.280 orang di Sekolah Calon Perwira (Secapa TNI AD) Bandung dinyatakan positif COVID-19. Ini menjadi klaster penularan corona terbesar di Jawa Barat.
Kabar baiknya, pada Selasa, terdapat penambahan 67 pasien sembuh. Jika diakumulasi, sudah ada 165 prajurit TNI yang dipastikan sembuh dari COVID-19.
Dengan begitu, masih ada 1.115 orang yang harus dipantau proses penyembuhannya hingga nanti dinyatakan sembuh.
Zona Merah Berkurang
Per 12 Juli, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat 33 zona merah corona. Angka tersebut berkurang 22 dari pekan sebelumnya yang berjumlah 55 wilayah.
Saat ini, terdapat 177 wilayah yang berada zona di risiko sedang atau oranye. Angka ini juga berkurang dari sebelumnya yang mencapai 180 wilayah.
ADVERTISEMENT
Sementara zona risiko rendah atau zona kuning sebanyak 204 wilayah. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang hanya 175 wilayah.
Bio Farma Targetkan Produksi 300 Juta Dosis Vaksin Corona
Pemerintah menjamin Indonesia akan memproduksi vaksin corona pada awal 2021. Vaksin ini diproduksi oleh Bio Farma yang bekerja sama dengan perusahaan asal Beijing, Sinovac Tech.
Menristek Bambang Brodjonegoro menyebut, Bio Farma akan menyiapkan target 300 juta dosis vaksin. Meski penduduk Indonesia berjumlah 260 juta orang, vaksin tak hanya diberikan satu kali.
Untuk produksi sebesar itu, Bio Farma akan meningkatkan kapasitas sampai 250 juta ampule per tahun. Presiden Jokowi sebelumnya juga menghitung kebutuhan 347 juta vaksin untuk penduduk Indonesia, dan dipastikan bisa memproduksi 170 juta vaksin untuk tahun depan.
Menristek Perkenalkan RT-LAMP, Alat Deteksi Corona dalam 1 Jam Buatan Lokal
ADVERTISEMENT
Menristek, Bambang Brodjonegoro, memperkenalkan alat pendeteksi corona buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yakni reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP) turbidimetri. Ia meyakini akurasi RT-LAMP jauh lebih baik dari rapid test.
"Yang saat ini dikembangkan adalah RT-Lamp. Dia bukan rapid test tap dia punya kemampuan setara PCR atau swab test." ungkap Bambang dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (14/7).
Ia menjelaskan, alat ini bisa menguji apakah seseorang membawa virus dalam waktu sangat cepat. Jadi pemeriksaan juga dilakukan dengan mengambil air liur (saliva).
"Waktu pemeriksaannya sejam dan harganya juga bisa Rp 10 juta/100 reaksi. Ini diambil dari saliva kita dan dilihat setelah sejam ketahuan apakah ini positif atau negatif," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona