Kabar Corona Dunia: Cerita Kanselir Jerman hingga Korut Minta Bantuan Vaksin

6 Februari 2021 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
zoom-in-whitePerbesar
Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus corona masih melanda dunia. Meski vaksin telah banyak digunakan, negara-negara di dunia masih terus berupaya mencari cara jitu untuk memutus rantai penularan.
ADVERTISEMENT
Seperti Kanselir Jerman Angela Merkel yang mengaku kerap terjaga karena memikirkan penanganan corona di negaranya. Hingga Korea Utara yang dikenal tertutup, kini terbuka meminta bantuan dari dunia Internasional untuk mengatasi pandemi di sana.
Berikut kumparan rangkum beberapa kabar Internasional terkait pandemi corona yang terjadi sepanjang Jumat (5/2).
Angela Merkel Kanselir Jerman. Foto: Reuters/Fabrizio Bensch
Cerita Kanselir Jerman Memikirkan Penanganan Corona
Dalam momen wawancara dengan televisi, Merkel menceritakan kondisinya yang beberapa kali terjaga di malam hari karena memikirkan cara menekan penularan corona. Wanita berusia 66 tahun itu, mengaku kerap memikirkan cara ampuh tangani corona.
"Saya kadang-kadang bangun di malam hari dan memikirkan segalanya," kata Merkel kepada penyiar Jerman RTL, dikutip dari Reuters.
"Ini adalah waktu yang sulit bagi saya juga, keputusan kami perlu dipikirkan dengan jelas dan saya membalikkan keadaan dalam pikiran saya sebelum mencapai keputusan," jelasnya. "Sulit untuk tidur."
ADVERTISEMENT
Merkel yang dikenal biasanya menghindari wawancara dengan pers itu, malah blak-blakan kesulitan mencari cara yang pas atasi pandemi, yang berdampak baik bagi semua pihak.
“Berulang kali saya harus membuat keputusan sulit. Saya juga ingin ada sesuatu yang baik untuk diumumkan,” ujarnya.
"Tapi kami tidak bisa memberikan harapan palsu, jadi saya selalu berusaha realistis," sambungnya.
Jerman saat ini memberlakukan aturan menutup restoran, hotel, pusat budaya, dan rekreasi sejak November, kemudian menambahkan sekolah dan toko non-esensial pada Desember.
Jerman mencatat lebih dari 2 juta kasus infeksi corona dengan 60 ribu kematian.
Seorang warga Inggris disuntik vaksin corona di Newcastle upon Tyne, Inggris. Foto: Lee Smith/REUTERS
72 Turis di Inggris Didenda Rp 1,3 M
Puluhan wisatawan didenda 67.000 poundsterling atau sekitar Rp 1,3 miliar di Inggris. Mereka harus membayar denda dengan jumlah yang fantastis usai menggelar pesta di kapal pesiar saat Inggris tengah menerapkan lockdown.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Sun, wisatawan yang berjumlah 72 orang tersebut didenda masing-masing 800 poundsterling atau sekitar Rp 15,4 juta. Selain itu, penyelenggara pesta tersebut juga telah didenda 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 19,3 juta.
Inggris menerapkan lockdown selama tujuh pekan hingga 22 Februari, tanpa relaksasi, setelah ditemukan varian baru virus corona. Sepanjang periode itu, pertemuan dan kegiatan di luar rumah dibatasi. Pertemuan hanya boleh dilakukan maksimal 15 orang di luar ruangan.
Seseorang bersantai di sekitar Colosseum sambil mengenakan masker. Foto: Guglielmo Mangiapane/Reuters
Lockdown Italia Sebabkan Angka Kelahiran Turun Drastis
Italia memberlakukan aturan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. Aturan ini berimbas pada menurunnya angka kelahiran di Negeri Pizza. Kok bisa?
Pada Desember 2019, tepat 9 bulan setelah Italia menerapkan lockdown pertama, angka kelahiran turun hingga 21,6 persen. Data dari Badan Statistik ISTAT menyebutkan bahwa angka tersebut diambil dari 15 sampel kota di Italia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kelahiran, menurut Gian Carlo Blangiardo, kepala ISTAT, angka perkawinan juga turun lebih dari setengahnya dalam 10 bulan pertama di tahun 2020.
Blangiardo mengatakan hal ini disebut sebagai faktor lebih lanjut dalam memungkinkan penurunan kelahiran dalam waktu dekat.
Pakar Demografi juga telah memperkirakan berkurangnya jumlah bayi di tahun 2021. Menurut mereka, hal ini merupakan dampak dari lockdown tahun lalu.
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un resmi menutup kongres Partai Pekerja pada Rabu (13/1). Foto: KCNA via Reuters
Korut Minta Bantuan Internasional soal Vaksin
Korea Utara mengajukan permintaan internasional terkait vaksin, meski negara ini mengeklaim bebas dari penularan. Permintaan itu direspons baik, dan Korut diperkirakan mendapat jatah 2 juta dosis vaksin corona dari program COVAX.
Hal ini dipastikan langsung Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI). COVAX merupakan program pengadaan vaksin yang dilakukan GAVI bersama WHO, khususnya untuk negara-negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, hal ini adalah konfirmasi resmi pertama Korut yang telah meminta bantuan internasional. Infrastruktur medis di negara tersebut dipandang sangat tidak memadai untuk menangani wabah skala besar.
Skema COVAX, yang dipimpin GAVI, akan mendistribusikan 1,99 juta dosis vaksin corona ke Korut. "Semua negara yang menerima alokasi sementara vaksin telah mengajukan permintaan vaksin," kata juru bicara GAVI.
"Alokasi mencerminkan perkiraan pasokan terbaru, dan mempertimbangkan kesiapan negara, serta persetujuan peraturan," tambahnya.