Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kabar Corona Dunia: COVID-19 Turunkan Harapan Hidup; Varian Delta di Singapura
28 September 2021 5:27 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
kumparan merangkum kabar corona dunia pada Senin (27/9). Mulai dari studi Oxford ungkap COVID-19 turunkan angka harapan hidup hingga varian delta di Singapura.
ADVERTISEMENT
Tercatat pandemi COVID-19 belum mereda di dunia. Jumlah kasus positif kini mencapai 232.672.955 jiwa. Sedangkan pasien meninggal berjumlah 4.763.652.
Amerika Serikat, India dan Brasil menjadi tiga negara terdampak paling parah COVID-19. Kasus positif di tiga negara itu sudah di atas 21 juta jiwa.
Berikut kumparan rangkum kabar corona dunia:
Studi Oxford: Pandemi COVID-19 Turunkan Angka Harapan Hidup
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Oxford University Inggris, Senin (27/9), menunjukkan adanya penurunan angka harapan hidup terbesar sejak Perang Dunia II. Penurunan yang terjadi di tahun 2020 itu disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Angka harapan hidup adalah usia rata-rata seseorang diprediksikan untuk hidup. Angka ini didasari oleh tahun kelahiran, usianya saat itu, dan beberapa faktor demografis lainnya seperti jenis kelamin.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 27 dari 29 negara yang diteliti mengalami penurunan angka harapan hidup di tahun 2020, jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Sedangkan di 22 dari 29 negara itu, angka harapan hidup rakyatnya berkurang hingga lebih dari 6 bulan. Area atau negara yang menjadi objek penelitian meliputi negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Chile.
Oxford University mengungkapkan, sebagian besar dari penurunan angka harapan hidup di berbagai negara kemungkinan berkaitan dengan kematian akibat COVID-19. Hingga saat ini, tercatat hampir 5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat virus corona.
“Melihat hasil penelitian kami menyorot dampak begitu besar yang secara langsung berhubungan dengan COVID-19, menunjukkan betapa buruknya guncangan yang dialami oleh banyak negara,” ujar salah satu peneliti, Dr Ridhi Kashyap.
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemiologi Internasional ini mengindikasikan, penurunan angka harapan hidup lebih besar terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
ADVERTISEMENT
Penurunan terbesar terlihat pada populasi laki-laki Amerika Serikat (AS), dengan kemerosotan angka harapan hidup hingga 2,2 tahun jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Secara keseluruhan, laki-laki di 15 negara mengalami penurunan angka harapan hidup hingga lebih dari 1 tahun. Sementara, penurunan yang sama pada perempuan terjadi di 11 negara.
Di AS, peningkatan angka kematian sebagian besar terjadi pada orang-orang di usia produktif dan di bawah 60 tahun. Sedangkan di negara-negara Eropa, kematian paling besar terjadi pada lansia di atas 60 tahun.
6 Hari Berturut-turut, Penambahan Corona di Singapura Selalu di Atas 1.000 Kasus
Pandemi virus corona di Singapura kian memburuk. Selama enam hari berturut-turut penambahan kasus baru mencapai lebih dari seribu orang.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (26/9/2021), Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 1.939 kasus baru virus corona. Penambahan tersebut terbesar sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung di Negeri Singa.
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (25/9/2021) Singapura melaporkan penambahan 1.650 kasus.
Sampai saat ini, total kasus infeksi virus corona di Singapura mencapai 87.892. Sebanyak 1.203 kasus di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Varian Delta Biang Kerok Penyebab Kasus COVID-19 di Singapura Meroket
Bagi Singapura penambahan seribu kasus setiap hari adalah malapetaka. Sebab, dengan populasi hanya sekitar 5,7 juta orang kini total kasus COVID-19 di Singapura mencapai 87.892.
Pada akhir September 2021 Singapura masuk ke fase terburuk pandemi COVID-19. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung Senin (27/9/2021) mengungkapkan biang kerok lonjakan kasus di Negeri Singa adalah varian delta.
ADVERTISEMENT
Lahir di India jelang pertengahan 2021, varian delta lebih cepat menular dibanding varian lain. Lebih menakutkan lagi varian delta bisa tetap menular pada orang yang sudah divaksin COVID-19.
Menkes Ong pun mengakui hal terkait varian delta itu. Dia mengatakan, langkah preventif Singapura tak cukup ampuh membendung laju varian delta.
"Itu menular di tengah-tengah masyarakat dan menyebabkan kasus harian naik lebih cepat dari yang kami prediksi, dan sebelum rencana dan sistem pendukung kami bekerja secara penuh," kata Ong.
Meski ancaman virus corona varian delta begitu nyata, Ong memastikan Singapura sudah menyiapkan rencana agar sistem kesehatan tidak runtuh.
Laju penyebaran virus harus diperlambat seiring dengan penambahan tempat tidur di rumah sakit dan langkah pencegahan lainnya.
ADVERTISEMENT