Kabar Corona Dunia: Hasil Nyata Vaksinasi AS; Kematian di India Tembus 200 Ribu

29 April 2021 6:00 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang dokter bersiap untuk memberikan vaksin corona kepada perawat di UW Health di Madison, Wisconsin, AS, Senin (14/12).  Foto: John Maniaci / UW Health / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang dokter bersiap untuk memberikan vaksin corona kepada perawat di UW Health di Madison, Wisconsin, AS, Senin (14/12). Foto: John Maniaci / UW Health / via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus virus corona di dunia meningkat tajam karena sejumlah negara mengalami gelombang ketiga atau third wave penularan COVID-19. Karena gelombang baru ini, pemerintah sejumlah negara harus menutup perbatasan dan memperketat pembatasan untuk mencegah penularan semakin menyebar.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, program vaksinasi masih terus berjalan. Diharapkan dengan vaksinasi, herd immunity dapat tercapai dan pandemi segera ditaklukkan.
Bagaimana perkembangannya? Berikut kabar corona dunia yang telah kumparan rangkum:

Hasil Nyata Vaksinasi di AS: Kasus dan Kematian COVID-19 Merosot Tajam

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang panduan CDC terbaru di depan Gedung Putih di Washington, DC, Selasa (27/4). Foto: Brendan Smialowski/AFP
Presiden AS Joe Biden mengumumkan warga yang sudah divaksin bisa beraktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker, dengan syarat tidak ada kerumunan. Hal tersebut merupakan rekomendasi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS pada Selasa (27/4) waktu setempat.
Meski AS masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia, CDC mencatat adanya penurunan kasus serta kematian yang signifikan. CDC mengeklaim vaksinasi corona yang telah berlangsung di AS menjadi kunci dalam memerangi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT

WHO: Varian COVID-19 India Banyak Ditemukan di AS hingga Singapura

who logo Foto: frizal
WHO mengungkapkan varian COVID-19 yang menjadi penyebab lonjakan kasus di India ditemukan di belasan negara dunia. WHO mengatakan, varian B1617 yang ditemukan pertama kali di India terdeteksi di berbagai benua.
"Sebagian besar urutan yang diunggah ke kami berasal dari India, Inggris, Amerika Serikat sampai Singapura," kata WHO dalam jurnal epidemiologis mingguan.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan, varian B1617 ternyata tidak cuma lebih menular. Varian ini lebih mematikan dan mampu menghindar dari perlindungan vaksin.

Kematian Akibat COVID-19 di India Tembus 200 Ribu Jiwa

Petugas kesehatan yang mengenakan APD melintasi jenazah pasien COVID-19 di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4). Foto: Adnan Abidi/Reuters
Kematian akibat virus corona di India menembus angka 200 ribu jiwa. Pada Rabu (28/4), India melaporkan 3.923 kematian baru sehingga totalnya mencapai 201.187 jiwa.
ADVERTISEMENT
Saat ini, India ada di peringkat tiga negara dengan kematian COVID-19 terbanyak. India berada di bawah AS dan Brasil.
Di waktu yang sama, jumlah kasus di India bertambah 360.960. Penambahan ini membuat total kasus COVID-19 di India mencapai 17.997.267.

Wanita di Kanada Meninggal Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

Petugas kesehatan memberikan vaksin Pfizer / BioNTEch di Kanada. Foto: CARLOS OSORIO/REUTERS
Provinsi Quebec, Kanada, melaporkan kematian pertama pasien yang mengalami kondisi pembekuan darah langka usai menerima vaksinasi corona dengan AstraZeneca. Pasien tersebut adalah perempuan berusia 54 tahun.
"Ini adalah risiko yang telah kami perhitungkan. Namun nyatanya, ketika kami memikirkan nasib pasien ini, lalu keluarganya, orang-orang terdekatnya, sangat berat rasanya," kata Gubernur Quebec Francois Legault.
Pemerintah Kanada di bidang kesehatan saat ini tengah mengumpulkan informasi-informasi tambahan soal kasus tersebut. Namun dengan adanya kematian pasien ini, Direktur Lembaga Kesehatan Masyarakat Quebec, Horacio Arruda mengatakan, strategi vaksinasi di provinsi mereka tidak akan berubah.
ADVERTISEMENT

Joe Biden ke Warga yang Divaksin: Silakan Piknik dan Kumpul-kumpul Tanpa Masker

Presiden AS Joe Biden melepas masker saat melonggarkan penggunaan masker. Foto: Kevin Lamarque/Reuters
Presiden Joe Biden menyambut baik keputusan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) yang menyatakan warga AS yang sudah divaksin penuh dua dosis tidak wajib memakai masker di luar ruangan. Namun, aturan ini berlaku jika tidak ada kerumunan.
Biden mengatakan langkah itu diambil agar warga AS bisa menikmati hidup di musim panas. Dalam budaya AS, musim panas yang datang pada pertengahan tahun adalah waktu untuk berkegiatan dan berlibur di luar rumah.
"Mulai hari ini, kumpul-kumpul dengan teman di taman, piknik selama kalian sudah divaksinasi, kalian boleh lakukan di luar ruangan," kata Biden.
"Anda bisa melakukannya tanpa masker," sambungnya.