Kabar Corona Dunia: Klaster Penjara Thailand hingga Klaster Changi Singapura

14 Mei 2021 6:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di dalam mobil ambulans di Ahmedabad, India. Foto: Amit Dave/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di dalam mobil ambulans di Ahmedabad, India. Foto: Amit Dave/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus positif virus corona di dunia masih terus bertambah. Bahkan, penambahan kasus positif COVID-19 di dunia diperparah munculnya varian baru virus di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi corona kini menjadi satu-satunya cara untuk segera keluar dari pandemi ini. Vaksinasi hingga saat ini terus dilakukan di seluruh negara, demikian pula dengan produksinya yang terus berjalan.
Seperti apa perkembangannya? Berikut kabar corona dunia yang telah kumparan rangkum:

Klaster Penjara Picu Lonjakan Kasus COVID-19 di Thailand

Petugas kesehatan melakukan tes usap hidung di Bangkok, Thailand. Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
Thailand melaporkan penambahan kasus COVID-19 terbesar pada Kamis (13/5). Dalam 24 jam muncul 4.887 kasus baru, sehingga totalnya kini mencapai 93.794 kasus.
Lonjakan kasus disebabkan klaster penjara, Dari 4.887 kasus baru, 2.835 di antaranya adalah narapidana.

Klaster Airport Changi Jadi Penyumbang Terbesar Lonjakan COVID-19 di Singapura

Fasilitas contactless di Bandara Changi, Singapura. Foto: Changi Airport
Singapura menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Klaster Airport Changi menjadi penyebab meroketnya penularan virus corona.
Kemenkes Singapura melaporkan 24 kasus penularan lokal baru. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 17 dari 24 kasus tersebut berasal dari klaster Airport Changi.

Kematian Akibat COVID-19 di India Lagi-lagi Bertambah Lebih dari 4.000 Jiwa

Petugas kesehatan yang mengenakan APD melintasi jenazah pasien COVID-19 di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4). Foto: Adnan Abidi/Reuters
Untuk kedua kalinya India mencatat kematian akibat COVID-19 lebih dari 4.000 orang, dengan kasus positif di bawah 400 ribu orang untuk hari keempat.
Sampai saat ini para ahli belum bisa memastikan kapan puncak kasus akan terjadi. Dikhawatirkan penularan varian India menyebar ke seluruh dunia.
Profesor Epidemiologi di Universitas Michigan Bhramar Mukherjee memprediksi puncak kasus kemungkinan akan terjadi minggu ini. Sementara itu, aktivis terkenal dan politisi oposisi Yogendra Yadav di The Print menilai testing di India juga tak memadai untuk bisa mentracing dan membendung kasus.