Kabar Corona Dunia: Lonjakan Kasus di New York; Korsel Beri Izin Obat COVID-19

28 Desember 2021 6:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga memakai masker antre untuk melakukan tes virus corona di Seoul, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga memakai masker antre untuk melakukan tes virus corona di Seoul, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus corona belum berakhir. Sejumlah langkah antisipasi menekan laju kasus penyebaran terus dilakukan. Tak hanya pemerintah Indonesia, namun juga negara-negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum mengenai berita pandemi virus corona di dunia:
Korsel Beri Izin Darurat Obat COVID-19 Buatan Pfizer, Paxlovid
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberikan izin darurat penggunaan obat oral COVID-19 produksi Pfizer, Paxlovid, pada Senin (27/12). Pemberian izin sebagai upaya melawan COVID-19.
Dikutip dari Reuters, obat ini menjadi pil khusus corona pertama yang diperkenalkan dan akan digunakan di Korsel.
Menurut Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan Korsel, Paxlovid akan digunakan untuk warga berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan di atas 40 kg, yang mengidap gejala ringan ke sedang dengan risiko tinggi mengalami COVID-19 gejala berat.
“Paxlovid diharapkan dapat membantu mencegah kondisi semakin parah pada pasien yang dirawat di pusat perawatan khusus atau yang dirawat di rumah,” ujar Menteri Kim Gang-lip pada sebuah konferensi pers.
ADVERTISEMENT
Paxlovid akan memperbanyak variasi obat-obatan yang digunakan dalam merawat COVID-19. Saat ini, COVID-19 di Korsel dirawat dengan obat-obatan yang diberikan lewat suntikan.
Obat ini dilaporkan efektif mencegah rawat inap dan kematian terkait COVID-19 di rumah sakit. Uji klinis menunjukkan, pil antivirus ini dapat menurunkan risiko hingga 89% untuk kasus probable COVID-19.
Warga memakai masker berjalan melewati origami yang ditampilkan untuk menghormati korban akibat virus corona di Perpustakaan Greenpoint, Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
New York Alami Lonjakan Kasus Rawat Inap Akibat COVID-19 pada Anak
Di Negara Bagian New York, Amerika Serikat, jumlah pasien anak yang dirawat akibat COVID-19 mengalami peningkatan signifikan. Ini bersamaan dengan lonjakan kasus yang terjadi di Negeri Paman Sam.
Dikutip dari AFP, Departemen Kesehatan New York memperingatkan adanya peningkatan tren pada rawat inap anak yang berkaitan dengan COVID-19.
“Di Kota New York, kami mengidentifikasi peningkatan hingga empat kali lipat pada perawatan di rumah sakit akibat COVID-19 pada anak-anak 18 tahun ke bawah, sejak 5 Desember hingga pekan ini,” kata mereka, dalam keterangan yang dirilis Jumat (24/12) lalu.
ADVERTISEMENT
Sekitar setengah dari total pasien rawat inap itu adalah anak berusia di bawah 5 tahun. Kelompok umur tersebut masih belum bisa menerima vaksinasi COVID-19.
Kasus COVID-19 di AS mengalami lonjakan yang cukup mengkhawatirkan. Menurut data dari Worldometers.info, dalam sepekan terakhir, total kasus mencapai 1.288.662 infeksi.
Sedangkan pada pekan sebelumnya, tercatat 991.623 infeksi. Artinya, tren kasus meningkat sekitar 30%.
Namun, tren kematian mengalami penurunan pada pekan ini. Dalam sepekan terakhir, sebanyak 6.803 pasien meninggal dunia akibat COVID-19.
Sedangkan pada pekan sebelumnya, pasien meninggal mencapai 9.072 jiwa. Artinya, terjadi penurunan sebesar 25%.
Saat ini, kasus aktif di AS mencapai 11.353.552 orang, dengan 16.199 di antaranya merupakan pasien gejala serius atau dalam kondisi kritis.
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
Australia Catat Kematian Pertama Akibat Varian Omicron
ADVERTISEMENT
Varian Omicron terus mengamuk di Australia. Pada Senin (27/12), Negeri Kanguru melaporkan kematian pertama akibat varian ini, bersamaan dengan penambahan kasus harian COVID-19 sebanyak 9.000.
Dikutip dari Reuters, pasien meninggal dunia itu adalah seorang lansia berusia 80 tahun. Ia memiliki penyakit penyerta dan meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Sydney, Negara Bagian New South Wales (NSW).
Pemerintah setempat tidak memberikan detail tambahan mengenai pasien tersebut, seperti apakah dia sudah divaksinasi atau belum.
“Ini adalah kematian pertama di New South Wales yang berkaitan dengan Varian yang Mengkhawatirkan (VoC), Omicron,” ujar epidemiolog Departemen Kesehatan NSW, Christine Selvey, dalam video yang dirilis oleh pemerintah setempat.
Lansia tersebut merupakan satu dari enam pasien meninggal dunia akibat COVID-19 pada Minggu (26/12). Seluruh pasien meninggal tercatat di NSW dan Negara Bagian Victoria.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (27/12), NSW, Victoria, dan Negara Bagian Queensland mencatat 9.107 kasus baru COVID-19. Lonjakan kasus ini dipicu oleh varian Omicron.
Seorang pekerja medis memegang botol vaksin corona ketika staf medis akan divaksinasi di Sheba Medical Center di Ramat Gan, Israel, Sabtu (19/12). Foto: AMIR COHEN/REUTERS
Israel Uji Coba Pemberian Dosis Keempat Pakai Vaksin Pfizer
Israel berencana memberikan dosis keempat vaksin COVID-19. Pemicunya, mereka mengalami lonjakan kasus harian meski angka vaksinasi mereka sudah tinggi.
Tercatat, 63,8 persen penduduk Israel sudah menerima dosis lengkap atau sekitar 5,88 juta jiwa. Bahkan, beberapa penduduk sudah menerima booster atau suntikan ketiga.
Sebelum disuntikkan kepada penduduk luas, Israel akan melakukan uji coba terlebih dahulu. Pusat Medis Sheba di dekat Tel Aviv akan menjadi lokasi uji coba.
Dikutip dari Reuters, Senin (27/12), mereka akan memberikan suntikan vaksin COVID-19 keempat kepada 150 staf Pusat Medis Sheba pada hari Senin ini.
Seorang siswa Palestina menerima dosis vaksin corona Pfizer saat tahun ajaran dimulai, di sebuah sekolah dekat Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel, Rabu (1/9). Foto: Mussa Qawasma/REUTERS
Mereka ingin mengetahui apakah pemberian dosis keempat ini ampuh untuk mencegah infeksi COVID-19 terutama dari varian Omicron.
ADVERTISEMENT
"Uji coba akan menjelaskan kemanjuran dosis keempat dan membantu pembuat keputusan menetapkan kebijakan kesehatan di Israel dan luar negeri," kata pernyataan Pusat Medis Sheba.
Terkait jenis vaksin yang akan dipakai untuk pemberian dosis keempat, kemungkinan besar akan menggunakan vaksin Pfizer.
Sebab, panel ahli kesehatan Israel merekomendasikan sebaiknya pemberian dosis keempat menggunakan vaksin Pfizer.
"Kami akan memeriksa efek dosis keempat pada tingkat antibodi dan morbiditas. Kami juga akan mengukur keamanannya," kata direktur studi uji coba Gili Regev-Yochay.
"Kami akan tahu apakah perlu melakukan suntikan keempat, dan diberikan kepada siapa," tutur dia.