Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kabar Corona RI: 99,2% Penduduk Jawa-Bali Kebal COVID-19; Vaksinasi Digenjot
21 April 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia menunjukkan tanda-tanda membaik. Capaian vaksinasi juga terus digenjot pemerintah.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum kabar perkembangan penanganan COVID-19 di tanah air:
COVID-19 di Bandung Semakin Turun, Kasus Harian di Bawah 50 Orang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, kasus aktif COVID-19 di Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan. Sebelumnya angka tertinggi di Kota Bandung pernah mencapai 1.700 kasus aktif.
“Alhamdulillah kalau dilihat dari temuan kasus, kita sekarang di bawah 50, bahkan 20, sampai 24 (kasus harian), kasus (konfirmasi) aktif juga sekarang kita di angka 212,” ujar Ahyani saat ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu (20/4).
Ahyani mengungkapkan konfirmasi kesembuhan kasus COVID-19 di Kota Bandung juga merupakan yang paling tinggi di Jawa Barat dan nasional, yakni di angka 97 persen.
ADVERTISEMENT
Terkait Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit untuk pasien COVID-19 di Kota Bandung juga kembali mengalami penurunan.
“BOR juga rendah ya di 10 persen, positivity rate kita bagus di bawah 5 persen, artinya pandemi masih berlangsung namun dinamikanya menurun, juga dapat terkendali dan terlayani,” ujar dia.
Berikut informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Bandung mengenai update kasus aktif COVID-19 di Kota Bandung per Selasa (19/4):
⁃ Konfirmasi aktif: 212 kasus (-12)
⁃ Konfirmasi sembuh: 84.481 (+33)
⁃ Konfirmasi meninggal: 1.475
⁃ Total kasus terkonfirmasi: 86.168 (+21)
Dengan data Kecamatan kasus aktif tertinggi di antaranya:
⁃ Kecamatan Coblong (17 kasus)
⁃ Kecamatan Lengkong (16 kasus)
⁃ Kecamatan Bandung Kulon (14 kasus)
ADVERTISEMENT
⁃ Kecamatan Buah Batu (12 kasus).
Untuk Kelurahan dengan kasus tertinggi yakni:
⁃ Kelurahan Cijerah (9 kasus)
⁃ Kelurahan Dago dan Cijagra (7 kasus)
⁃ Kelurahan Pasirlayung (6 kasus)
COVID-19 Turun Buat PPKM Tak Lagi Optimal, Fokus Vaksinasi
Dalam waktu 3 bulan belum ada terlihat penurunan kadar antibodi COVID-19 berdasarkan survei seroprevalensi Maret 2022. Hal ini disampaikan peneliti FKM UI Pandu Riono.
"Yang kita lihat peningkatan kadar antibodi karena vaksinasi sudah meningkat dan ini yang tidak boleh tidak vaksinasi harus terus berjalan sampai semua penduduk divaksinasi sampai booster," kata Pandu kepada wartawan, Rabu (20/4).
Hasilnya memang 99,2 persen warga Jawa-Bali memiliki antibodi COVID-19. Lantas, apakah vaksinasi lantas bisa diperlambat?
"Jadi lonjakan kasus bukan hanya dipengaruhi oleh imunitas dipengaruhi juga oleh munculnya varian baru walaupun sekarang belum ada varian baru yang mencemaskan masih keluarga omicron baik BA2 atau BA2 atau ada yang akan kombinasi," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Tetapi ternyata sangat dipengaruhi juga oleh imunitas penduduk dampaknya ini yang menurut saya karena vaksinasi ke orang berisik0. Jadi strategi vaksinasi Indonesia yang prioritasnya pada lansia itu ternyata memberikan dampak yang positif," imbuh ahli Wabah UI itu.
Artinya pemerintah harus terus dorong di wilayah yang vaksinasinya masih rendah. Misalnya di beberapa wilayah di Jawa Timur.
"Kalau dikatakan apakah PPKM jadi prioritas saya kira sudah bergeser sekarang. Bergeser artinya PPKM kan banyak sekali indikator yang harus dipenuhi peningkatan kasus, hospitalisasi, kematian dan sebagainya. Dengan adanya penurunan kasus yang konsisten maka PPKM tingkatnya penurunan levelnya akan rendah jadi tidak optimal lagi dari situasi seperti itu," urai Pandu.
Menurut Pandu, strategi pemerintah dan pihak terkait harus bergeser. Dan hanya memfokuskan pada memberikan kekebalan pada penduduk dengan mengikhtiarkan vaksinasi dengan target 70 persen populasi terima vaksinasi lengkap pada bulan Juni 2022.
ADVERTISEMENT
"Kalau bisa nanti akhir tahun sudah lebih tinggi lagi mendekati 90% dan juga booster harus terus meningkat. Dan yang paling penting juga kita tetap prokes tetap dipertahankan," tutur dia.
Kemenkes Catat Ada Daerah Tujuan Mudik yang Vaksinasi Lansianya Minim
Tahun ini masyarakat Indonesia bisa kembali mudik Lebaran setelah 2 tahun sebelumnya dilarang karena pandemi COVID-19. Namun, tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu melengkapi vaksinasi booster atau menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif.
Untuk itu, Pemerintah mengimbau kepada semuanya untuk segera vaksin COVID-19 dosis lengkap hingga booster.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan beberapa warga terutama lansia di daerah tujuan mudik belum melengkapi vaksinasi.
"Hal ini perlu adanya dorongan dari orang-orang sekitar agar para lansia mendapatkan atau melengkapi vaksinasi," ungkap Jubir Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan pers virtual, Rabu (20/4).
ADVERTISEMENT
Nadia menuturkan untuk meningkatkan vaksinasi masyarakat di daerah tujuan mudik, semua pihak harus berperan aktif dengan membawanya ke pusat vaksinasi terdekat.
"Dan semoga tentunya tradisi mudik kita tahun ini diikuti dengan bakti kita pada orang tua agar dapat mengajak para lansia ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, maupun pusat vaksinasi lainnya. Bersama-sama untuk memberikan perlindungan diri kita dari COVID-19," kata dia.
"Karena pada dasarnya orang tua terutama lansia inilah yang patut kita jaga dari risiko terburuk akibat terinfeksi COVID-19," ujarnya.
99,2% Warga Jawa-Bali Punya Antibodi COVID-19
FKM UI bekerja sama dengan Kemenkes melakukan survei seroprevalensi di Jawa-Bali pada Maret 2022. Hasilnya, 99,2 persen penduduk memiliki antibodi COVID-19, baik karena infeksi maupun vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/4), peneliti FKM UI Muhammad Farid menjelaskan, survei yang dilakukan ini bertujuan untuk pemetaan mudik Lebaran 2022. Jadi dilakukan di daerah asal dan tujuan mudik.
Hasil yang cukup menggembirakan. Menurut para ahli ini berarti mudik bisa relatif lebih aman tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Lantas, bagaimana detail hasil penelitian FKM?
Farid menjelaskan ternyata anak 12-18 tahun yang disurvei memiliki persentase antibodi atau kekebalan tertinggi. Berikut detail kelompok usia yang memiliki antibodi COVID-19 per Maret 2022:
1-11 tahun: 98,3 persen
12-18 tahun: 100 persen
19-29 tahun: 99,7 persen
30-59 tahun: 99,5 persen
60 tahun ke atas: 97,6 persen
Di sisi lain ia mengungkap ada kenaikan signifikan kadar antibodi masyarakat 60 tahun ke atas. Apabila dibandingkan survei seroprevalensi di bulan Desember 2021.
ADVERTISEMENT
"Ini diyakini karena cakupan booster juga meningkat," kata dia.
Para peneliti menggunakan metode panel sampel pada survei ini. Mereka menganalisis total 2.100 sampel di 21 Kabupaten/Kota di Jawa-Bali.
FKM menjelaskan, setiap provinsi diambil 100 sampel. Provinsi yang dimaksud yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, dan DI Yogyakarta.
"Yang dicek riwayat vaksinasi dan terdeteksi pernah mengalami COVID-19," kata epidemiolog FKM lainnya Iwan Ariawan.
FKM UI Survei Antibodi COVID-19 Juni 2022, Penentuan Status Pandemi Jadi Endemi
Ahli Epidemiologi FKM UI, Prof Iwan Ariawan, mengungkapkan bahwa perubahan dari pandemi ke endemi bukan sekadar alih status. Namun mengenai tanggung jawab dalam mempertahankan pengendalian penyebaran virus corona SARS-CoV-2.
“Kita harus siap sistem surveilans, sistem kesehatannya, supaya tidak terjadi lonjakan kasus,” ujar Prof Iwan dalam jumpa pers virtual, Rabu (20/4).
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan hasil survei seroprevalensi pada Maret 2022. Hasilnya 99,2 persen masyarakat Jawa-Bali memiliki antibodi COVID-19, baik karena infeksi maupun vaksinasi.
Menurut Iwan, di Juni 2022 akan ada survei seroprevalensi lagi. Hal ini guna pemantauan kasus hospitalisasi serta kasus kematian.
Dan akan menjadi acuan dalam perubahan status menuju endemi.
“Antibodinya seperti apa, kemudian harus dipantau kasus hospitalisasi maupun kasus kematiannya seperti apa, apakah sudah bisa terkendali, sudah tidak menjadi masalah baru? Dari itu bisa ditetapkan bahwa COVID ini sudah menjadi endemi,” tuturnya.
Namun ia mengingatkan kembali bahwa endemi bukan berarti bebas tetapi harus tetap mengikuti protokol kesehatan dan mempertahankan cakupan vaksinasi yang tinggi.
“Kita harus prokes supaya tetap terkendali karena kita tidak ingin menyatakan terkendali bebas gitu terus naik lagi percuma itu. Kita harus bisa pertahankan status terus salah satunya itu dengan mempertahankan cakupan vaksinasi yang tinggi," tutup dia.
ADVERTISEMENT
***
kumparan bagi-bagi starter pack kuliah senilai total Rp 30 juta untuk peserta SNMPTN 2022. Lolos atau nggak, kamu bisa tetap ikutan, lho! Intip mekanismenya di LINK ini .