Kabar Vaksinasi Corona: 12 Ribu Nakes Dilatih, Sosialisasi Pakai Bahasa Daerah

14 Desember 2020 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai merancang roadmap vaksinasi corona yang akan digencarkan pada 2021. Sejauh ini, Kemenkes telah menggelar pelatihan bagi tenaga kesehatan yang akan menyuntikkan vaksin ke masyarakat (vaksinator) di 21 provinsi.
ADVERTISEMENT
"Sampai 5 Desember, dari data yang saya dapat, ini sudah dilakukan pelatihan sebanyak 12.408 orang untuk 21 provinsi. Sementara workshop penyiapan bagi tenaga vaksinator [corona] telah dilangsungkan untuk 29.635 orang dari 34 provinsi," ujar Sekjen Kemenkes RI, Oscar Primadi, dalam talkshow virtual FMB9 'Kesiapan Tenaga Kesehatan dan Vaksinator', Senin (14/12).
"Artinya semuanya berjalan sesuai dengan rencana kita, dan insyaallah kesiapan-kesiapan itu kita jaga dari sisi jumlah, dari sisi proporsional, dari semua provinsi akan tercakup modul-modulnya kita adaptasi kepada selama ini yang sudah menjadi kurikulum dalam bentuk virtual," sambung Oscar.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Oscar menuturkan, beberapa daerah sudah melakukan simulasi vaksinasi. Dua di antaranya di Tanah Sareal, Bogor, yang dihadiri Presiden Jokowi dan Menkes Terawan pada November lalu.
ADVERTISEMENT
"Kemudian di Puskesmas Cikarang Utara, di Bekasi khususnya pada 19 November, hadir di situ Pak Wapres Ma'ruf Amin," ungkapnya.
Jamin ketersedian alat kesehatan dan APD
Oscar memastikan vaksinasi diikuti penyediaan alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan. Dalam pelatihan, Kemenkes telah mensosialisasikan pemakaian APD sebelum memberikan vaksinasi.
"Tentang APD, Kemenkes juga menyiapkan untuk sosialisasi ke seluruh pelatihan vaksinator ini, sekaligus penyediaan cold chain, logistik pendukung, termasuk APD level satunya," tutur Oscar.
"Jdi rencana semua itu sudah berjalan dan diikuti dengan penyiapan-penyiapan pembiayaan yang sudah diukur dan direncanakan dengan baik," kata Oscar.
Presiden Joko Widodo (tengah) usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Sosialisasi berdasarkan local wisdom
Selain proses pemberian vaksin, Kemenkes juga akan mengedukasi masyarakat sebelum vaksinasi. Upaya dilakukan hingga layanan terkecil, seperti di Puskesmas.
ADVERTISEMENT
"Upaya-upaya ini harus sampai ke daerah, teman teman di dinas kesehatan, Puskesmas, di ujung tombak Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang benar-benar jadi aktornya nanti.
Oscar berharap tak ada penolakan dari masyarakat terkait vaksinasi. Oleh karena itu, edukasi diperlukan agar masyarakat mengetahui manfaat vaksinasi corona, vaksin terjamin aman, berkhasiat, bermutu, dan halal.
Petugas menaikkan kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac ke atas truk di Bandara Soekarno-Hatta Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Kita berharap tidak semata-mata pesan yang sulit diterima masyarakat kita, ya, kalau memang sifatnya bisa bersifat local wisdom, ya, bahasa bahasa daerah yang disampaikan ke masyarakatnya, karena akan lebih baik," tutur Oscar.
"Tapi secara umum, dalam konteks ini kita tentunya sudah membuat semacam guidance untuk teman teman mengkomunikasikan itu, tahapan demi tahapan, kita menginginkan bahwa teman teman paham, betapa pentingnya vaksinasi ini. Pemahaman kita tentang kehalalan juga sudah upayakan penguatan dengan Majelis Ulama Indonesia misalnya," kata Oscar.
ADVERTISEMENT
Tantangan vaksinasi
Oscar mengakui pihaknya akan mengalami sejumlah tantangan saat vaksin sudah didistribusikan. Salah satunya soal kondisi geografis.
"Yang pasti indonesia besar sekali, sisi keterjangkauan , masih ada daerah-daerah yang disebut daerah terpencil, daerah perbatasan dan daerah kepulauan, ya. Salah satu kendala geografis ini yang menjadi persoalan sehingga nakes kita, vaksinator kita, kadang kadang mempunyai sebuah effort yang luar biasa untuk menempuh daerah daerah yang sulit," ungkap Oscar.
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Selain itu, Oscar juga menyoroti pentingnya rantai pendingin dalam penyimpanan vaksin. Sebab, vaksin harus selalu dalam kondisi baik dan disimpan di dalam suhu tertentu.
"Tata kelola rantai dinginnya, cold chain-nya yang mana kita pahami sendiri, kalau berkenaan dengan vaksin ini harus ada perlakuan khusus di dalam mendistribusikannya," pungkas Oscar.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sebanyak 1,2 juta vaksin corona Sinovac asal China sudah tiba di Indonesia dan masih disimpan di PT Bio Farma, Bandung. Vaksin baru akan digunakan jika Sinovac sudah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization awal 2021.