Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kabareskrim: Judol Gunakan Algoritma untuk Menipu, Pemain Tak Akan Pernah Menang
2 Mei 2025 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, menegaskan bahwa judi online dirancang sedemikian rupa agar pemain terus mengalami kekalahan. Situs-situs judi online itu menggunakan algoritma untuk memanipulasi peluang kemenangan.
ADVERTISEMENT
"Judi yang biasanya kita menggunakan cara-cara yang konvensional saja, main kartu misalnya, itu potensi menangnya juga kecil. Apalagi ini sifatnya sudah online, algoritma yang main, sudah disetel. Jadi kita ini secara tidak langsung dibohongi," kata Wahyu dalam konferensi pers bersama PPATK di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (2/5).
Ia menjelaskan bahwa operator judi online mengeksploitasi sisi psikologis pemain untuk terus bertaruh.
“Mereka itu kan memainkan sisi psikologis kita. Kalau pasang satu dapet lima, pasang satu dapet tiga, pasang satu dapet 10, 'kalau' iya kan, faktanya kalo itu tidak terjadi," ujarnya.
"Yang terjadi ya pasang satu enggak dapet, tambah lagi tambah lagi enggak pernah dapet. Sehingga tadi udah kalah dua mobil, begitu menang sekali udah merasa menang 'oh saya pernah menang', tapi kalo dihitung akumulasi ya kalah juga,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kabareskrim mengajak masyarakat untuk tidak terjebak dalam praktik judi online yang hanya memberikan kerugian.
“Mari sama-sama kita mencegah diri kita, jangan sampai terjerumus judi,” imbaunya.
Ia menambahkan, Polri akan terus menjalin kerja sama dengan kepolisian negara lain untuk membongkar jaringan lintas batas.
“Polri juga menjalin kerja sama dengan kepolisian di beberapa negara, melalui P-to-P (police to police), ini memudahkan kita melakukan pelacakan scamming dari Myanmar, dari Filipina,” pungkas Wahyu.