Kabareskrim soal Peretasan PDN: Ransomware Bukan Hal yang Mudah Ditangani

15 Juli 2024 13:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada (tengah). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada (tengah). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, memastikan pihaknya hingga saat ini pihaknya tengah mengusut kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN). Namun, ada tantangan tersendiri dalam menyelidiki kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Dalam proses penegakan hukum kan tidak terus ujug-ujug, semua melalui proses pendalaman, kan ransomware itu bukan suatu hal yang mudah ditangani," ujar Wahyu di Mabes Polri, Senin (15/7).
Ia mengaku, sudah pernah membahas permasalahan tersebut dengan kepolisian Australia. Dari sana, dia mengetahui bahwa dalam mengungkap kasus peretasan membutuhkan waktu yang lama.
Ilustrasi ransomware. Foto: Shutter Stock
"Kemarin saya juga ketemu teman-teman dari Australia, butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa meng-crack, memecahkan, ini masalahnya," jelas dia.
"Tetapi kita akan terus melakukan evaluasi dan juga untuk mengkaji ini semua mudah-mudahan bisa menyelesaikan dalam waktu secepatnya," tegas dia.
Polri Rekrut 45 Perwira untuk Perangi Kejahatan Siber
AsSDM Kapolri Irjen Pol Dedi Prasetyo memberangkatkan tim bantuan kemanusiaan ke Demak. Foto: Polri
Polri merekrut 45 orang calon perwira dengan kemampuan khusus untuk menangani kejahatan di bidang siber. Perekrutan dilakukan melalui jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).
ADVERTISEMENT
"Calon perwira ini terdiri dari 38 pria dan 7 wanita. Mereka direkrut dengan jalur Sekolah Inspektur Polisi sumber sarjana," kata AsSDM Kapolri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Sabtu (13/7).
Dedi menjelaskan puluhan calon perwira itu memiliki latar belakang pendidikan di bidang siber. Mulai dari teknik informatika, sistem informasi, rekayasa kriptografi, rekayasa perangkat keras, hingga keamanan siber.
"Mereka akan menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian, Semarang. Jadi 45 calon perwira ini kami rekrut secara reguler dan proaktif," ungkap Dedi.