Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kabasarnas: Pilot Smart Air Stabil, Sempat Nangis Terenyuh
14 Maret 2024 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Basarnas RI, Marsdya TNI Kusworo, mengungkapkan kondisi pilot pesawat Smart Air, Kapten M Yusuf, yang selamat dalam kecelakaan pesawat di Nunukan, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. Dia berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan kondisinya mulai stabil.
ADVERTISEMENT
"Jadi sejak awal ditemukan memang kondisinya masih lemah terus ada penanganan awal dari tim kita, dari Basarnas maupun dibantu oleh SAR gabungan yang relatif sudah melaksanakan tindakan awal sampai dengan mengevakuasi naik ke pesawat dievakuasi sampai dengan bandara," kata Kusworo di Gedung DPR, Senayan, Kamis (14/3).
"Selanjutnya kalau saya pantau sudah stabil ya, jadi ya insyaallah mudah-mudahan cepet sehat lah," tambah dia.
Sejak awal ditemukan, Yusuf memang menunjukkan kondisi yang relatif baik. Dia bisa diajak berkomunikasi saat tim SAR gabungan berhasil menjangkau lokasi jatuhnya pesawat dan mengevakuasi dirinya.
"Bisa, bisa, bisa, dari awal (komunikasi) kan bisa nangis. Mungkin kan terenyuh dia, kan dia sudah melaksanakan SOS code ya ke kita memang itu prosedur yang ada," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Tentunya dari tim pencari saat itu juga dibantu oleh teman-teman kita dari TNI AU jadi lewat Boeing 737 dari Makassar," tambah dia.
Kusworo mengatakan sang pilot bisa ditemukan karena tim melihat adanya kepulan asap. Sinyal SOS yang dikirim pilot juga sangat membantu dalam menemukan lokasi pasti Smart Air yang jatuh.
"Dia (TNI AU lewat Boeing 737) bisa memantau ada asap dan ada pergerakan sinyal dan ada tanda-tanda khusus yang memperkirakan bahwa saat itu tim yang mendeteksi bahwa ini dibikin oleh manusia yang hidup," ucap Kusworo.
Melihat itu, ia menuturkan tim yakin sangat kapten selamat dan segera memberikan pertolongan.
"Jadi di situ bisa ambil suatu kesimpulan bahwa ini masih ada tanda-tanda kehidupan, maka dari itu segera dikerahkan saat itu dari Tarakan personel maupun pesawatnya saat itu ada TNI AD dan selanjutnya AU," ucap dia.
ADVERTISEMENT