Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo sudah melantik para menteri hingga stafsus. Prabowo bahkan langsung tancap gas dengan melakukan rapat paripurna kabinet hari ini, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Lebih dari 100 orang dipilih Prabowo untuk membantu menjalankan roda pemerintahan 5 tahun ke depan. Tak cuma dari partai, kelompok, hingga relawan yang membantu selama Pilpres berlangsung, ada pula tokoh-tokoh yang dulu berkompetisi kini berkoalisi, jadi bagian Kabinet Merah Putih.
Pola ini memang bukan pertama kali terjadi. Ini pernah dialami langsung oleh Prabowo usai kalah untuk kedua kalinya oleh Jokowi di Pilpres.
Prabowo yang dulu jadi lawan Jokowi di Pilpres 2019, menerima tawaran Jokowi untuk masuk dalam kabinet Indonesia Maju. Posisinya juga tak main-main: Menteri Pertahanan.
Kali ini, Prabowo menerapkan hal yang sama di kabinetnya. Tanda-tanda itu memang sudah terlihat sejak penetapan dirinya sebagai pemenang Pilpres.
Satu per satu, partai non-pendukungnya merapat, jadi koalisi, bagian dari KIM Plus. NasDem, PKB, PKS, dan PPP, menyatakan dukungan. Bahkan, Prabowo datang langsung bicara dengan para ketum Parpol.
ADVERTISEMENT
Komunikasi itu berlanjut sampai penyusunan kabinet. Satu per satu kader partai yang dulunya jadi kompetitor dipanggil Prabowo sebagai calon menteri. wakil menteri, atau posisi lainnya. Hingga tiba waktu pelantikan mereka.
Dalam sejumlah pidatonya, Prabowo memang terus menekankan pentingnya persatuan dalam membangun bangsa ke depan. Dia bahkan tidak segan membentuk koalisi gemuk karena masalah bangsa juga banyak dan perlu penanganan segera.
"Tekad saya akan saya jalankan dengan risiko karena saya ingin membentuk pemerintahan persatuan nasional yang kuat, terpaksa koalisinya besar," kata Prabowo.
"Nanti akan dibilang 'woo, kabinet Prabowo kabinet gemuk, banyak'. Ya negara kita besar bung! Negara kita luasnya sama dengan Eropa, Eropa 27 negara, kita 1 negara," ucap dia.
Berikut nama-nama kader partai yang dulu berkompetisi, tapi kini gabung kabinet dan berkoalisi:
ADVERTISEMENT
PKB
PKS
PPP
Sementara, NasDem memang menyatakan diri tidak mengirimkan kader di kabinet Prabowo. Tapi, NasDem menegaskan dukungan terhadap pemerintahan tetap 100%.
“Persepsi publik selama ini terhadap institusi partai politik tidak, semata-mata tidak lebih dari mengejar kekuasaan, tidak ada ruang konsistensi idealisme, dan kejujuran di sana,” ujar Ketum Partai NasDem Surya Paloh di kompleks Parlemen, Jakarta pada Minggu (20/10).
“Nah ini yang ingin dibuktikan oleh NasDem, walaupun masyarakat belum tentu percaya, tapi berulang kali NasDem ingin mengedepankan politik gagasan daripada pragmatisme itu sendiri, agar bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi katakanlah proses pendidikan itu sendiri itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
NasDem, PKB, dan PKS mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sedangkan PPP bersama PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.