Kabinet Prabowo: Dulu Berkompetisi, Kini Berkoalisi

23 Oktober 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan paparan sumpah pelantikan kepala badan dan utusan khusus presiden di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan paparan sumpah pelantikan kepala badan dan utusan khusus presiden di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo sudah melantik para menteri hingga stafsus. Prabowo bahkan langsung tancap gas dengan melakukan rapat paripurna kabinet hari ini, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Lebih dari 100 orang dipilih Prabowo untuk membantu menjalankan roda pemerintahan 5 tahun ke depan. Tak cuma dari partai, kelompok, hingga relawan yang membantu selama Pilpres berlangsung, ada pula tokoh-tokoh yang dulu berkompetisi kini berkoalisi, jadi bagian Kabinet Merah Putih.
Pola ini memang bukan pertama kali terjadi. Ini pernah dialami langsung oleh Prabowo usai kalah untuk kedua kalinya oleh Jokowi di Pilpres.
Presiden Prabowo Subianto (kanan) melantik menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Prabowo yang dulu jadi lawan Jokowi di Pilpres 2019, menerima tawaran Jokowi untuk masuk dalam kabinet Indonesia Maju. Posisinya juga tak main-main: Menteri Pertahanan.
Kali ini, Prabowo menerapkan hal yang sama di kabinetnya. Tanda-tanda itu memang sudah terlihat sejak penetapan dirinya sebagai pemenang Pilpres.
Satu per satu, partai non-pendukungnya merapat, jadi koalisi, bagian dari KIM Plus. NasDem, PKB, PKS, dan PPP, menyatakan dukungan. Bahkan, Prabowo datang langsung bicara dengan para ketum Parpol.
ADVERTISEMENT
Komunikasi itu berlanjut sampai penyusunan kabinet. Satu per satu kader partai yang dulunya jadi kompetitor dipanggil Prabowo sebagai calon menteri. wakil menteri, atau posisi lainnya. Hingga tiba waktu pelantikan mereka.
Presiden Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar usai pelantikan menteri dan kepala badan setingkat menteri dalam Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Dalam sejumlah pidatonya, Prabowo memang terus menekankan pentingnya persatuan dalam membangun bangsa ke depan. Dia bahkan tidak segan membentuk koalisi gemuk karena masalah bangsa juga banyak dan perlu penanganan segera.
"Tekad saya akan saya jalankan dengan risiko karena saya ingin membentuk pemerintahan persatuan nasional yang kuat, terpaksa koalisinya besar," kata Prabowo.
"Nanti akan dibilang 'woo, kabinet Prabowo kabinet gemuk, banyak'. Ya negara kita besar bung! Negara kita luasnya sama dengan Eropa, Eropa 27 negara, kita 1 negara," ucap dia.
Berikut nama-nama kader partai yang dulu berkompetisi, tapi kini gabung kabinet dan berkoalisi:
ADVERTISEMENT

PKB

Politisi PKB Abdul Kadir karding melambaikan tangan saat tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

PKS

PPP

Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024). Foto: Dok. Istimewa
Sementara, NasDem memang menyatakan diri tidak mengirimkan kader di kabinet Prabowo. Tapi, NasDem menegaskan dukungan terhadap pemerintahan tetap 100%.
“Persepsi publik selama ini terhadap institusi partai politik tidak, semata-mata tidak lebih dari mengejar kekuasaan, tidak ada ruang konsistensi idealisme, dan kejujuran di sana,” ujar Ketum Partai NasDem Surya Paloh di kompleks Parlemen, Jakarta pada Minggu (20/10).
Presiden terpilih Prabowo Subianto berpelukan dengan ketua umum Partai Nasdem saat pertemuan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (17/10/2024). Foto: Instagram/ @prabowo
“Nah ini yang ingin dibuktikan oleh NasDem, walaupun masyarakat belum tentu percaya, tapi berulang kali NasDem ingin mengedepankan politik gagasan daripada pragmatisme itu sendiri, agar bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi katakanlah proses pendidikan itu sendiri itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
NasDem, PKB, dan PKS mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sedangkan PPP bersama PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.