Kades di Banjarnegara yang 'Menghilangkan Diri': Maaf, Saya Agak Labil

29 November 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono (tengah) dan Kepala Desa Batur terpilih Ahmad Fauzi (kanan) saat menggelar konferensi pers di Mapolres Banjarnegara. Foto: ANTARA/Sumarwoto
Ahmad Fauzi, Kepala Desa Batur terpilih di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, meminta maaf atas perbuatannya yang sengaja 'menghilangkan diri' selama dua pekan. Ahmad mengaku pergi ke sebuah tempat untuk menenangkan diri.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semuanya, khususnya kepada Bapak Bupati, Bapak Kapolres, kepada warga Batur, di mana beberapa hari kemarin saya lost contact dengan mereka dan keluarga. Tentunya ini semua memang saya sampaikan, kondisi saya yang agak labil dan tidak ada maksud tujuan apa pun," kata Ahmad di Polres Banjarnegara, seperti dilansir Antara, Jumat (29/11).
Ahmad meminta tidak ada yang perlu disalahkan dalam hal ini. Menurut Ahmad, beberapa hari terakhir saat menghilang, dia berada di salah satu pesantren di Kota Salatiga.
Dia mengatakan kepergiannya selama beberapa hari itu murni masalah pribadi serta tidak ada kaitannya dengan siapa pun dan pihak mana pun.
Ahmad Fauzi (tengah) saat ditemukan di Ponpes Al Irsyad, Tengaran, Kabupaten Semarang. Foto: Dok. Istimewa
"Mudah-mudahan, saya mohon ketulusan dari rekan-rekan semuanya untuk mendoakan saya, mudah-mudahan sampai dengan 11 Desember tahun ini dilantik oleh beliau Bapak Bupati. Mudah-mudahan, saya selalu bisa memahami, mengerti, melaksanakan arahan-arahan dari Pak Bupati secara pribadi maupun secara kedinasan," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menegaskan bahwa per Jumat (29/11) Ahmad Fauzi dalam keadaan sehat walafiat.
"Dan saya tegaskan, saya minta kepada pihak Polri untuk mengambil urine dan tes darah (Ahmad Fauzi), sebab untuk aturan pelantikan seorang kepala desa, semua harus bebas dari narkoba. Jadi, saya minta tolong kepada polisi untuk melakukan tes urine dan darah agar Fauzi nanti dilantik betul-betul tidak ada permasalahan," katanya.
Budhi mengatakan hal itu karena berdasarkan isu yang beredar di masyarakat, Fauzi banyak makan obat sehingga mengalami halusinasi.
Kendati demikian, dia mengharapkan Fauzi tidak seperti yang diisukan dalam beberapa hari terakhir.
"Saya yakin, Fauzi berpegang sama agama yang sangat dalam," katanya.
Ahmad Fauzi (tengah) saat ditemukan di Ponpes Al Irsyad, Tengaran, Kabupaten Semarang. Foto: Dok. Istimewa
Kapolres Banjarnegara AKBP Aris Yudha Legawa mengatakan ditemukannya Ahmad dalam keadaan sehat merupakan akhir dari kasus orang hilang.
ADVERTISEMENT
"Diawali dengan adanya laporan polisi yang dibuat oleh istri Pak Fauzi yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satreskrim. Alhamdulillah, Pak Fauzi sehat walafiat, lahir batin, Insya Allah nanti setelah menyelesaikan administrasi, menyelesaikan pemeriksaan lanjutan, kemudian apa yang tadi dimintai tolong oleh Pak Bupati (untuk) mengecek urine dan darah, setelah itu Pak Fauzi bisa berkumpul kembali bersama masyarakat, bersama keluarganya di Desa Batur," katanya.
Menurut dia, Fauzi dijemput petugas Polres Banjarnegara di salah satu pondok pesantren Kota Salatiga pada Jumat (29/11) pagi.
Terkait dengan motif kepergian Fauzi selama beberapa hari, dia mengatakan hal itu dilakukan karena ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan secara saksama dan fokus. "Makanya beliau (pergi) ke salah satu pesantren," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan berdasarkan keterangan Fauzi, kades terpilih itu sempat pergi ke beberapa tempat namun ternyata tidak bisa untuk menenangkan diri, hingga akhirnya mendatangi salah satu pesantren di Salatiga.
"Beberapa tempat itu masih di sekitar Banjarnegara," katanya.
Disinggung mengenai adanya dugaan tersangkut masalah terorisme, dia mengatakan pihaknya masih menyelesaikan pemeriksaan karena Fauzi saat ini sedang menjalani pemeriksaan lanjutan.
"Masih kita (lakukan) pemeriksaan lanjutan, tapi untuk kemungkinan ke arah sana (terorisme, red.) sangat kecil sekali. Setelah pemeriksaan lanjutan, baru kita simpulkan. Statusnya sebagai saksi saja atau bisa kita anggap istilahnya beliau bisa sebagai saksi terduga hilang tetapi ternyata tidak hilang," katanya.