news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kades: Gudang Petasan yang Terbakar itu Selalu Tertutup dan Terkunci

26 Oktober 2017 20:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ledakan pabrik petasan di Kosambi (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan pabrik petasan di Kosambi (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 47 orang meninggal dan 46 orang terluka dalam kebakaran gudang petasan di Desa Belimbing, Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10). Gudang tersebut merupakan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses, yang terdaftar sebagai perusahaan pengayakan pasir.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Belimbing, Maskota, mengaku tak mengetahui jika lokasi kebakaran itu dijadikan gudang petasan. Sebab gudang tersebut baru beroperasi sekitar 2 bulan dan aktivitas sebelumnya adalah pengayakan pasir.
"Kalau untuk laporan warga selama ini tidak ada sama sekali, bahkan usaha ini mungkin banyak yang tidak tahu. Karena kalau yang saya lihat usahanya ya cuma pasir, sama ayak-ayakan begitu, mungkin ada bahan-bahan yang buat untuk kembang api seperti itu," kata Maskota di lokasi kebakaran, Kamis (26/10).
Pasca ledakan gudang petasan di Kosambi. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasca ledakan gudang petasan di Kosambi. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
Selama ini, dia mengatakan bahwa kegiatan di gudang itu selalu tertutup. Bahkan, menurut informasi yang didapatnya pintu gudang juga selalu dalam keadaan terkunci.
"Dengan kejadian ini saya sangat menyesal dengan pihak yang punya pabrik. Karena kenapa kok orang pekerja itu selalu tertutup, terkunci, sering terkunci. Jadi bagaimana bisa menyelamatkan diri pekerja-pekerja yang ada di dalam," kata Maskota.
ADVERTISEMENT
Menurutnya jika gudang dalam keadaan tak terkunci maka akan banyak pekerja yang bisa menyelamatkan diri dari kejaran api. "Kalau tidak terkunci, mungkin banyak yang selamat. Karena mereka itu begitu ada kejadian banyak yang teriak-teriak, tapi mereka gedor-gedor ini udah keduluan api," jelasnya.
Reporter: Adhim Mugni Mubarok