Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kadishub DKI Minta Bina Marga Pasang 'Mata Kucing' di Separator TransJ
2 Januari 2018 3:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
Hampir setiap pekan, kecelakaan akibat kendaraan yang menabrak separator busway terjadi di Jakarta. Polda Metro Jaya sendiri mengatakan, separator busway memang kerap memakan korban.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansah mengakui hal tersebut. Dia mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Bina Marga untuk memperbaiki separator tersebut.
"Minimal 20 meter sebelum separator dipasang, maka dipasang terlebih dahulu boiler karet yang bisa menyala. Nanti kami akan koordinasi lagi dengan Dinas Bina Marga," ucap Andri, saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (1/1).
Dengan adanya boiler tersebut, Andri menjelaskan, setiap kendaraan yang melintas di jalan, bisa mengetahui adanya separator busway dari jarak sejauh 20 meter. Sehingga, kecelakaan yang terjadi akibat separator busway itu bisa diminimalisasi.

Namun, untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan tersebut, Andri juga meminta kepada para pengendara untuk mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.
"Periksa kelayakan armada, pastikan dalam mengemudikan kendaraan dalam keadaan sehat walafiat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kasubdit Gakum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto, menyebut pemasangan separator TransJ memang masih belum aman bagi pengendara lainnya.
"Kejadian kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan separator jalur busway masih sering terjadi, karena masih didapatkan pemasangan separator dari aspek keamanan dan keselamatan masih sangat kurang memadai," ucap AKBP Budiyanto dalam pesan singkat, Jumat (29/12).
Budiyanto merinci setidaknya ada 3 faktor penyebab kecelakaan yang disebabkan kondisi separator. Pertama, tidak ada tanda atau marka yang memberikan petunjuk bahwa di depan terdapat separator.
"Kedua, desain dan pemasangan separator belum mampu meminimalkan dampak benturan," tuturnya.
Ketiga, tanda yang disebut 'mata kucing' di beberapa tempat yang dipasang pada separator, mengalami pemudaran, sehingga tidak mampu memberikan tanda pantul yang maksimal. Terutama malam hari, bahkan kadang-kadang penerangan jalan mati.
ADVERTISEMENT
Berikut separator yang rawan terjadi benturan atau kecelakaan berdasarkan hasil survei Polda Metro Jaya:
1. Depan halte Jalan Sutoyo depan Wika, keluar underpass Cawang arah utara Jakarta Timur
2. Depan Pasar Gembrong, Jakarta timur
3. Jatinegara arah utara, Jakarta Timur
4. Jatinegara Selatan, Jakarta Timur
5. Depan Polres Jakarta Barat
6. Jalan Slipi 1, Jakarta Barat
7. Depan RS Dharmais Jalan S. Parman, Jakarta Barat
8. Pintu masuk Tol Slipi Jalan S. Parman, Jakarta Barat
9. Jalan Latumenten, Jakarta Barat
10. Gelong samping Tol Tanjung Duren, Jakarta Barat
11. Jalan Gatot Subroto dekat pintu masuk Tol Semanggi I dan III.