Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kakak Trio: Kapan Hasil Autopsi Keluar? Jika Dia Wafat karena AstraZeneca, Akui
30 Juni 2021 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:46 WIB
ADVERTISEMENT
Keluarga pemuda berusia 22 tahun asal Jakarta, Trio Fauqi Firdaus, yang meninggal dunia usai divaksin AstraZeneca belum juga mendapat kejelasan hasil autopsi. Kekecewaan keluarga terkait hal ini pun disampaikan kakak almarhum, Viki.
ADVERTISEMENT
“Kami terus menunggu di mana kami dijanjikan bahwa hasil autopsi akan keluar 1-2 minggu, dan pihak Komnas KIPI pun bukan hanya bicara pada kami, kepada rekan-rekan media bahwa hasil akan keluar 1-2 minggu,” kata Viki dalam video yang ia unggah di akun YouTube miliknya, NightHunter ID, Rabu (30/6). Viki juga mengirim videonya ini ke kumparan.
“Oke, pihak keluarga dengan sabar menunggu karena yang kami inginkan kejelasan. Karena jika [Trio meninggal] karena vaksin tolong akui, dan jika tidak karena apa, pemicunya apa?” imbuh dia.
Viki menerangkan, Trio diautopsi pada 24 Mei 2021. Sebelum diautopsi, kata Viki, pihak RSCM dan pihak terkait lainnya menyampaikan memang akan ada kesulitan dalam pelaksanaan autopsi karena jenazah sudah dimakamkan lebih dari 2 hari.
Kendati demikian, keluarga akhirnya menyetujui autopsi karena menginginkan kejelasan terkait kematian Trio. Perwakilan kelurahan, kecamatan, Dinkes DKI, Kemenkes, hingga Komnas KIPI, hadir dalam prosesi pengangkatan jenazah Trio.
ADVERTISEMENT
Viki menilai, salah satu faktor yang ikut berpengaruh terkait kematian Trio adalah proses screening vaksinasi yang lemah. Sehingga kalau Trio memiliki penyakit bawaan, hal ini tidak terdeteksi saat proses screening.
“Saya selalu berargumen bahwa screening vaksinasi itu sangat lemah, setiap peserta hanya dibacakan kuesioner ya atau tidak tanpa pemeriksaan yang mendalam, seperti misalnya cek darah. Saya rasa setiap peserta vaksin tidak akan tahu kondisinya seperti apa saat itu karena yang dirasakan memang sedang sehat bugar 2-4 bulan terakhir,” papar Viki.
“Oleh karena itu, saya yakin peserta vaksin tidak akan mengetahui kondisi apa yang sedang mereka derita. Lantas hal ini nanti mungkin akan dijadikan alasan oleh peserta vaksin, oh meninggalnya karena penyakit bawaan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
AstraZeneca Batch CTMAV547
Di samping itu, Viki juga kecewa bahwa proses uji toksisitas dan sterilitas vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang dipakai Trio berlangsung lebih cepat dan dinyatakan aman. Sementara autopsi Trio belum menunjukkan hasil lebih dari 1 bulan.
“Katanya sudah diinvestigasi rekam medis dan tidak ditemukan riwayat penyakit kronis pada almarhum . Jadi sebenarnya yang ditunggu dari autopsi ini apa? Oke, batch AstraZeneca yang sempat disuntikkan ke adik saya Trio sempat dihentikan, dianalisa, hanya satu minggu dan dikatakan lulus uji coba. Setelah itu dinyatakan AstraZeneca aman,” papar Viki.
“Sedangkan beberapa dokter ahli berpendapat AstraZeneca diperuntukkan untuk masyarakat 30 tahun ke atas, sedangkan adik saya 22 tahun. Dari situ saja saya berpikir, kok bisa ya? Lalu hasil uji coba AstraZeneca satu minggu keluar, hasil autopsi diundur-undur. Satu minggu, 2 minggu sekarang tepat 1 bulan lebih 7 hari. Ada apa?” tanya Viki.
ADVERTISEMENT
Keluarga Hanya Ingin Penjelasan
Di ujung video, Viki tak kuasa menahan air matanya. Ia menekankan keluarga hanya ingin penjelasan apakah kematian Trio disebabkan oleh vaksin AstraZeneca atau hal lainnya.
“Saya, keluarga, sangat mendukung dari awal program vaksin, tapi atas kejadian ini kami tidak akan menggunakan AstraZeneca. Mana bentuk tanggung jawab pemerintah, kenapa hasil autopsi begitu lama?” ucap Viki.