Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kala 4 Tempat Wisata di Puncak Disegel Zulhas & Dedi Mulyadi Gegara Picu Banjir
7 Maret 2025 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memimpin langsung penyegelan empat area lahan dari sejumlah perusahaan yang diduga melakukan perusakan lingkungan di daerah Cisarua Bogor. Dampak dari kerusakan tersebut diduga menjadi pemicu terjadinya bencana alam di sejumlah daerah Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
"Kita mendukung penuh yang dilakukan oleh Menteri KLH dan Pak Gubernur Jawa Barat untuk menertibkan kawasan," kata Zulhas saat melakukan penyegelan di Kawasan Resapan PT Perkebunan Nusantara I – Unit Agrowisata Gunung Mas, Cisarua Bogor, Jawa Barat, hari ini.
Turut hadir dalam penyegelan tersebut Menteri Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dia mengatakan penyegelan tersebut dilakukan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan. Setidaknya terdapat 7 dugaan pelanggaran yang telah dilakukan oleh perusahaan yakni:
1. PT Perkebunan Nusantara I Regional 2-Unit Agrowisata Gunung Mas menambah luasan kegiatan wisatanya yang semula ± 162.318,45 m2 menjadi ± 350.800 m2.
2. Penambahan lingkup kegiatan agrowisata dari 9 jenis kegiatan menjadi 13 jenis kegiatan (perubahan lingkup kegiatan dokumen lingkungan).
ADVERTISEMENT
3. Tidak melakukan pemantauan erosi tanah.
4. Tidak dilakukan pengukuran langsung pada badan air permukaan.
5. Tidak melakukan pengujian kualitas udara ambien dan kebisingan.
6. Tidak dilakukan pengujian kualitas air di saluran umum (selokan)/kali Cisampay.
7. Tidak menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan setiap 6 bulan sekali kepada instansi lingkungan hidup.
Zulhas yang juga Ketua Umum PAN ini mengatakan harusnya kawasan tersebut tidak boleh untuk mendirikan bangunan. Sebab kawasan tersebut memiliki fungsi untuk menyerap air yang berada di hulu.
"Melihat perkembangan setelah mendapatkan data lengkap, saya menugaskan Menteri lingkungan hidup untuk kawasan-kawasan. Di sini kan daerah lindung dan taman nasional tidak boleh dibangun," tuturnya.
Selain itu, upaya penyegalan tidak hanya dilakukan lokasi tersebut aja. Dalam kesempatan yang sama, Menko Zulhas bersama Menteri LH, dan Gubernur Jabar total melakukan penyegelan bangunan terhadap 4 perusahaan yang diduga merusak lingkungan. Adapun keempatnya yakni memiliki PT Perkebunan Nusantara I Regional 2-Unit Agrowisata Gunung Mas, Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi Pakuan, PT Jaswita Jabar, dan Eiger.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, perusahaan di atas diduga melakukan pelanggaran yakni tidak memanfaatkan lahan seperti fungsi utamanya. Sehingga hujan tidak terserap secara maksimal imbasnya memicu terjadinya bencana alam seperti banjir.
Momen Dedi Mulyadi Menangis Saat Lihat Hutan Lindung di Bogor Rusak
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menangis saat melihat hutan lindung di Kabupaten Bogor rusak.
Momen ini terjadi saat Dedi berada di kawasan wisata Eiger Adventure Land Bogor, Kamis (6/3).
Sebagai konteks, Dedi sedang bersama Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq, hingga Bupati Bogor Rudy Susmanto.
Mereka meninjau beberapa lokasi yang diduga melakukan alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai. Ini dilakukan usai banjir besar melanda Bekasi.
ADVERTISEMENT
Adapun tempat yang dikunjungi, yakni, Telaga Saat, Hibisc Fantasy milik PT Jaswita, PTPN, dan Eiger Land.
Di Eiger Land ini, Demul, Hanif, hingga Zulhas memasangkan plang segel bertuliskan "Area ini dalam pengawasan".
Pantauan kumparan di lokasi, usai memasang plang. Dedi Mulyadi melihat area lahan di Eiger land itu, dia kemudian melihat hutan lindung yang longsor.
Dedi langsung lemas, kemudian bersandar di area besi tertunduk, lalu mengeluarkan air mata. Punggungnya sempat dielus oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Hikal Kurdi.
"Ini tata ruangnya bagaimana? Boleh enggak?" tanya Demul ke Ditjen Gakkum LH, Rasio Ridlo Sani.
Rasio Ridlo Sani kemudian menjawab akan mendalami terkait hal tersebut. "Nanti kami akan dalami dulu pak," katanya.
ADVERTISEMENT
"Ini kan di lahan hutan, siapa yang ngasih izin?" tanya Dedi. Ketua DPRD Sastra Winara pun hadir di situ menyimak.
Wawan-lah yang menjawab, "Ini yang ngasih izin bupati sebelumnya, Ade Yasin."
Wali Kota Bekasi Soroti Puncak II Jadi Kawasan Wisata yang Picu Banjir
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengungkap banjir 2025 di wilayahnya lebih besar dari tahun 2020. Salah satu yang ia sorot adalah penyebab banjir kiriman dari wilayah Puncak, Bogor.
"Dibandingkan tahun 2020, kemampuan lebih baik. Terkait dengan kendala lainnya relatif lebih rendah sudah dimulai evakuasi sehingga mobilisasi sudah dilakukan sejak jam 12 malam," kata Tri dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Banjir di BPBD Bekasi, Kamis (6/3).
Ia menganalisis penyebab banjir kiriman juga karena ada salah kelola tata lahan di kawasan Puncak. Khususnya lahan hijau yang berubah fungsi jadi tempat wisata.
ADVERTISEMENT
"Menurut analisa kami, penyebab banjir adalah perubahan cuaca secara iklim, secara dunia. Kemudian terkait dengan pola tata guna lahan. Terkait dengan Puncak II (seharusnya) dioptimalkan untuk mengurangi beban Puncak I sehingga Puncak II hari ini berubah menjadi tempat wisata dan juga tempat hunian," urainya.
Kata dia, perlu ada kerja sama antara pihak Pemda di daerah aglomerasi. Termasuk dari pemerintah pusat melalui Kementerian ATR/BPN.