Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kala Dubes Ukraina Pakai Peci dan Beri Bingkisan Al-Quran ke Gus Yahya
8 Maret 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mendatangi kantor PBNU di Jakarta pada Senin (7/3). Kedatangan Hamianin ini untuk meminta dukungan dari PBNU agar ikut bersuara menghentikan serangan Rusia.
ADVERTISEMENT
Penampilan Hamianin saat ke kantor PBNU menarik perhatian. Ia mengenakan peci hitam sejak pertama kali memasuki ruang pertemuan dengan Ketum PBNU Gus Yahya.
Selain itu, Hamianin juga mengenakan kemeja putih rapi dengan aksen bordir di bagian kerah dan pergelangan tangan.
Ia menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan kunjungan ke PBNU.
“Saya berterima kasih kepada KH Yahya atas kesempatan ini,” kata Hamianin dikutip dari laman NU.
“Saya juga berterima kasih kepada komunitas muslim Indonesia yakni NU atas dukungan moral dan doanya,” imbuh pria kelahiran Desember 1971 itu.
Hamianin kemudian memberikan beberapa bingkisan kepada Gus Yahya. Ia memberikan sebuah koin bercorak masjid keluaran Bank Nasional Ukraina.
Hamianin menjelaskan, corak masjid pada koin tersebut adalah Masjid Han Ozbek. Sebuah masjid tertua di Krimea berusia 700 tahun yang dibangun pada masa pemerintahan Uzbeg Khan pada 1314 M.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah koin bank nasional dan ini adalah masjid tertua di Ukraina. 700 tahun,” jelas dia.
Hamianin juga menyerahkan sebuah pigura yang berisi Syair Perahu karya ulama sufi Hamzah Fansuri dan Al-Qur’an cetakan Yordania.
Sementara Gus Yahya cukup terkesima atas pemberian oleh Dubes Hamianin. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Masyaallah, terima kasih banyak. Ini sangat indah,” kata Gus Yahya seraya menerima Al-Qur’an berukuran besar tersebut.
Gus Yahya menuturkan, PBNU telah bergabung dengan para pemimpin agama di seluruh dunia untuk bersurat kepada pemimpin Kristen Ortodoks di Rusia. Surat tersebut berisi permohonan untuk mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang.
Gus Yahya menuturkan, PBNU terus mencari jalan agar dapat terhubung dengan mufti Rusia.
ADVERTISEMENT
“Nanti kita akan membahas apa yang bisa kita lakukan bersama-sama,” kata dia.