Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Syahroni mendadak mencuat ke permukaan publik. Dia orang biasa, bukan siapa-siapa. Meski begitu, ia tenar karena aksinya yang mengaku mendapat telur palsu dari Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya mengaku mendapat telur palsu. Syahroni bahkan memvideokan aksinya itu. Dia mengunggahnya ke Youtube. Tak pelak, aksinya ditonton oleh banyak orang. Namanya pun melambung viral. Syahroni berhasil menciptakan keresahan di masyarakat.
Dalam sebuah video yang beredar, tampil sosok Syahroni yang memecahkan telur yang disebutnya palsu. Video itu sudah ditonton lebih dari 20 ribu kali.
Saat diamankan pihak kepolisian, pria berusia 49 tahun itu menjelaskan, dirinya mendapatkan isu itu dari grup WhatsApp. Ia kemudian menyuruh anaknya membeli telur. Syahroni menduga telur yang dibeli, mirip dengan ciri yang dilihatnya dalam pesan berantai.
"Saya pecahkan ternyata waktu itu memang posisi telur yang saya dapat dari KJP (Kartu Jakarta Pintar) ini kuningnya agak kenyal sekali, setelah itu kertas yang membungkusnya pun tebal. Jadi sesuai ingatan saya wah ini agak sesuai dengan yang palsu," kata Syahroni di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).
ADVERTISEMENT
"Ternyata setelah diinvestigasikan kemarin Alhamdulillah saya sangat bersalah, karena ilmu saya sangat sedikit sekali dan telur yang beredar di masyarakat ini tentunya benar-benar asli, tidak ada yang palsu," jelasnya mengklarifikasi.
"Saya sekali lagi mohon maaf agar dimaafkan kesalahan saya mengasumsikan telur ini palsu," imbuhnya.
Sebelum Syahroni diamankan polisi, informasi bohong tentang peredaran telur palsu marak di media sosial. Jejaring sosial Facebook pun tak lepas dari peredaran informasi semacam itu. Syahroni adalah segelintir orang yang termakan isu bohong seperti itu.
Keberadaan telur palsu awalnya mencuat saat seorang warganet via Facebook bernama Herman RN. Ia menyebut sesaat setelah pulang dari salah satu swalayan untuk membeli telur, ketika dipecahkan di rumah telur ayam tersebut tidak berbau amis dan kulit arinya diduga plastik.
ADVERTISEMENT
"Saudaraku handai taulan semua, saya baru pulang dari salah satu swalayan di Banda Aceh membeli telur ayam. Sesampai di rumah, begitu saya pecahkan, saya mendapatkan sesuatu yang aneh," tulis Herman RN.
"Kulit arinya dari plastik, tidak berbau amis, bening, lender encer dan tidak lengket. Saya menduga ini telur ayam palsu seperti diberitakan media maya. Mohon hati-hati," lanjut dia.
Menurut Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Banda Aceh, AKP M Taufik, pihaknya belum mengetahui tentang temuan itu namun akan dilakukan penyelidikan untuk mengetahui kebenaran tentang dugaan telur ayam palsu tersebut.
"Pemberitahuan secara resmi tidak ada. Tapi kita sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut," ujar Taufik saat dikonfirmasi.
Tak hanya di daerah, Mabes Polri pun rupanya serius menangai isu yang merasahkan tersebut. Bersama Kemetan, Polisi mengungkap bahwa kabar telur palsu itu tak benar, atau dengan kata lain hoaks.
ADVERTISEMENT
"Hasil pengujian laboratorium tidak ada telur palsu," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Kementan, Syamsul Ma'arif, dalam jumpa pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jumat (16/3).
Syamsul menjelaskan, adanya efek telur mirip plastik seperti yang tampak di video bukan karena telur tersebut palsu tapi karena terlalu lama tidak dikonsumsi. Kemungkinan lain, ada masalah dengan kondisi ayam sebelum atau saat bertelur hingga proses pengeramannya.
"Yang perlu dijelaskan, kenapa ada telur demikian, biasanya telur lama, atau saat bertelur sakit. Itu bisa jadi, kemungkinan besar itu kuningnya lembek, kemudian yang putihnya cair, itu terpengaruh karena terlalu lamanya telur," paparnya.
Sementara itu, polisi menduga ada aktor intelektual yang berniat untuk menyebar hoaks untuk alasan tertentu.
ADVERTISEMENT
"Bisa jadi (ada aktor intelektual). Dia munculkan di Aceh, di Sumbawa, Jakarta, lalu dia munculkan lagi di tempat lain. Ini ada yang men-setting tidak sih," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Kamis (22/3).
Agar berita hoaks ini tak beredar lagi, Polisi terus melakukan patroli siber. "Kalau ini masih jadi trending topic, terus kita cari influencer-nya, siapa nih? Kalau influencer-nya jelas kita akan profiling siapa yang main di sini," katanya.
Maraknya informasi seperti itu rupanya berimbas pada turunnya harga telur di sejumlah tempat. Bahkan pengusaha telur mengalami kerugian yang tidak sedikit. Adanya hubungan berita hoaks itu dengan harga komoditas di pasaran ditemukan Satuan Tugas Pangan Polri.
ADVERTISEMENT
"Kalau di rata-rata (omsetnya menurun) antara 30 hingga 40 persen," ujar Kasatgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/3).
Menurut Setyo dengan adanya informasi hoaks soal telur palsu, mengakibatkan para pedagang di pasar sering mempertanyakan keaslian dari telur yang akan diperjualbelikan. "Dari pasar induk mau beli nanya ini telur asli apa palsu ini bahaya," terang Setyo.
Hingga kini, polisi memang baru berhasil mengamankan Syahroni. Kendati demikian, polisi tetap mencari orang-orang yang turut memviralkan informasi tak berdasar ini. Polisi pun berhasil mengantongi identitas oknum tersebut.
"(Pelaku) masih penyelidikan, yang jelas sudah terdeteksi sama kita. Ya kita sedang menyelidiki karena bukan hanya satu (lokasi), tapi ada beberapa lokasi, kita sudah juga melakukan penyelidikan terhadap penyebarnya itu," ujar Kasubdit II Dittipid Siber Bareskrim Polri, Kombes Asep Safrudin dalam jumpa pers di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).
ADVERTISEMENT
Menurutntya, pihaknya tengah serius mengejar para pelaku yang dengan sengaja menyebarkan berita palsu atau bohong di media sosial.
"Nah, itu video yang memviralkan itulah yang kita selidiki. Kalau memang ada orang akunnya itu, kita ketahui identitasnya, kita akan lakukan penindakan terhadap mereka. Mudah-mudahan kita bisa melakukan penegakan hukum," pungkasnya.