Kala Jemaah Haji Belum Pernah Melihat Ka'bah

25 Juni 2024 22:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah haji melaksanakan tawaf wada (tawaf perpisahan) mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (18/6/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah haji melaksanakan tawaf wada (tawaf perpisahan) mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (18/6/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu impian jemaah pergi berhaji ke Tanah Suci Makkah adalah ingin melihat Ka'bah. Namun terkadang karena kondisi tertentu jemaah yang sudah datang ke Makkah belum bisa melihat Ka'bah sekali pun.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami oleh sejumlah jemaah yang menjadi pasien di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah. Mereka saat sampai di Makkah dalam kondisi sakit dan harus menjalani perawatan hingga rangkaian puncak haji selesai. Sehingga mereka belum pernah sekalipun pergi ke Masjidil Haram.
Hal tersebut diungkapkan oke Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo, A.K, M.M. Menurut Liliek syarat istithaah kesehatan jemaah haji merupakan hal yang penting, agar saat tiba di Makkah jemaah betul-betul dalam kondisi prima untuk menjalankan ibadahnya.
"Screening untuk menentukan jemaah yang istithaah bisa berangkat itu mesti kita perketat lagi. Supaya memang yang benar-benar berangkat adalah benar-benar mereka bisa nanti mengikuti rangkaian ibadah haji secara paripurna," kata Liliek di KKHI, Senin (24/6/2024).
ADVERTISEMENT
”Jangan sampai seperti sekarang ini masih ada jemaah kita yang ke Masjidil Haram pun belum. Lihat Ka'bah pun belum. Padahal mereka pamitnya dari rumah ke Arab Saudi (lihat Ka'bah) tapi belum sampai ke sana. Itu yang kita usahakan supaya nanti yang berangkat benar-benar yang sehat dan mereka semuanya bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji secara sempurna,” imbuhnya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo di acara Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (23/3/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Oleh karena itu, kata Liliek, penyelenggaraan haji tahun depan perlu adanya pengetatan dalam hal kesehatan jemaah. Bukan hanya pemeriksaan kesehatan jemaah, pembinaan kesehatan juga perlu dilakukan agar jemaah yang masuk kuota merupakan jemaah yang memenuhi syarat istithaah kesehatan.
"Jadi kita lakukan pemeriksaan kesehatan awal, kemudian pembinaan kesehatan, setelah itu nanti dari Kementerian Agama mengundang mereka untuk bisa melunasi. Nah, pada saat itulah kita harapkan jemaah haji yang memang mau berangkat ini sudah benar-benar dalam kondisi yang istithaah. Itu yang kita harapkan," ucap Liliek.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama Dirjen Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan istithaah kesehatan jemaah haji merupakan hal yang penting. Sebab dari hasil kunjungan ke KKHI, ada sejumlah jemaah yang sudah dirawat sejak hari pertama kedatangan.
"Masalah kami adalah ternyata tidak sedikit atau ada beberapa jemaah yang sejak kedatangan harus dirawat oleh KKHI. Sebagian ada yang bisa mengikuti proses safari wukuf, tapi juga sebagian lain yang harus dibadalkan karena tidak memungkinkan untuk evakuasi atau diajak melakukan perjalanan," kata Hilman.
Hilman mengatakan, solusi Kemenag saat ini adalah berkoordinasi dengan tim kesehatan untuk mengecek apakah jemaah-jemaah yang belum pernah melihat Ka'bah itu bisa dibawa ke Masjidil Haram sebelum mereka dipulangkan ke Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini menurut tim medis sebagian tidak mungkin, apalagi diajak tawaf dan sai. Tapi kita akan melihat hal-hal yang berdasarkan masukan dan tim kesehatan kalau ada yang memungkinkan (jemaah) hanya untuk melihat Ka'ah, kita juga bisa menyiapkan. Mudah-mudahan lah, jemaah bisa kembali ke Tanah Air dengan kondisi sehat," ucap Hilman.