Kala Mega Sanjung Cendekiawan Muhammadiyah, Doktor Sukidi, di Rakernas PDIP

25 Mei 2024 10:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sukidi, cendekiawan Muhammadiyah sekaligus pemikir kebinekaan. Foto: Antaranews Kaltim/HO/PKT
zoom-in-whitePerbesar
Sukidi, cendekiawan Muhammadiyah sekaligus pemikir kebinekaan. Foto: Antaranews Kaltim/HO/PKT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama cendekiawan Muhammadiyah, Sukidi Mulyadi, disanjung oleh Megawati Soekarnoputri saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI Perjuangan, Jumat (24/5).
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP itu menyebut Sukidi sebagai pemikir kebinekaan yang disegani.
Awalnya, Megawati menyampaikan soal hak warga negara menyampaikan pendapat. Ia lalu menyinggung soal polisi yang represif dalam menindak demonstran di DPR.
"Jadi kan ini kebalik-balik kan republik ini. Saya mau nanya ini ada Mbak Puan, yang jadikan polisi itu sopo? Keputusannya ada di mana? Ayo, ayo, gak ada yang tahu? Tuh ada jauh di mana, di DPR. DPR tuh opo toh? Dewan Perwakilan Rakyat, loh. Eh eh kok sudah gitu bagiannya bolak-balik sampai saya tuh mikir loh ini mau diapain sih republik ini?" kata Megawati.
Megawati melanjutkan, "Kalau gak ada yang cocok sama saya juga gak apa-apa, terus rakyatku yang ku cintai coba berpikir secara jernih, arif, dan bijaksana."
ADVERTISEMENT
"Terjadinya anomali demokrasi dijelaskan Doktor Sukidi, pemikir kebinekaan yang disegani. Sosok ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiavelli hingga lahir watak pemimpin authoritarian populism," kata Megawati.
"Dalam karakter seperti ini, hukum pun dijadikan pembenaran atas tindakannya yang memenuhi kaidah demokrasi namun sesungguhnya hanya prosedural. Di sinilah hukum jadi alat bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang disebut pakar autocratic legalism. Ini bukan saya yang ngomong, loh. Ini kan para pakar," ujar Megawati.