KAMI Kutuk Keras Penembakan Pengawal Rizieq, Perbuatan Tidak Pancasilais

8 Desember 2020 7:42 WIB
comment
82
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot Nurmantyo saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI di Bandung, Senin (7/9). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmantyo saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI di Bandung, Senin (7/9). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presidium KAMI memprotes keras atas tertembaknya diduga pengawal Habib Rizieq di tol Jakarta-Cikampek, pada Senin (7/12). Mereka menyebut, tindakan itu sebagai sesuatu yang brutal dan kejam.
ADVERTISEMENT
KAMI juga menuding, tindakan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang tidak Pancasilais.
"Tindakan demikian hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak Pancasilais (tidak ber-Ketuhanan yang maha esa dan berperikemanusiaan yang adil dan beradab)," kata Gatot Nurmantyo, salah satu anggota dari Presidium KAMI, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (8/12).
Atas alasan itu, KAMI berpendapat perlu dibentuk Tim Pencari Fakta Independen, guna menerangkan peristiwa itu sebenarnya. Selain itu, KAMI juga meminta Presiden Joko Widodo perlu menindak tegas pimpinan Polri yang mengakibatkan tewasnya 6 orang pengawal Rizieq tersebut.
Kondisi mobil yang digunakan polisi saat bentrok dengan pengawal Rizieq. Foto: Dok. Istimewa
"KAMI mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun Pimpinan Polri, yang patut diduga terlibat atau tidak mencegah tindakan pelanggaran hukum dan HAM berat itu," kata Gatot.
ADVERTISEMENT
Diakhir pernyataan, KAMI kembali mengajak masyarakat untuk bersatu dan menghentikan segala upaya kekerasan di dalam sendi kehidupan. Termasuk menjaga iklim demokrasi di Indonesia.
"KAMI menyerukan Rakyat Pancasilais sejati untuk bersatu padu menghentikan Indonesia meluncur menjadi Negara Kekerasan dan Anti Demokrasi," kata Gatot.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menunjukkan barang bukti terkait penyerangan Polisi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Sementara itu, 6 pengawal Rizieq itu ditembak polisi karena mereka sempat menghalang-halangi kendaraan polisi yang tengah mengikuti Rizieq. Polisi juga mengaku, kendaraannya dipepet dan ditabrak, sehingga keselamatan petugas terancam. Karenanya, petugas melepaskan tembakan tegas terukur ke 6 orang tersebut.
FPI juga mengeluarkan komentar. Mereka membantah semua klaim polisi, dan menyebut 6 pengawal Rizieq itu diculik dan ditembak. FPI juga membantah para pengawal itu membawa senjata tajam dan senjata api yang ditetapkan polisi sebagai barang bukti.
ADVERTISEMENT