KAMI soal Dianggap Koalisi Orang Kalah di Pilpres 2019: Yang Kalah Itu Prabowo

19 Agustus 2020 14:41 WIB
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
ADVERTISEMENT
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) angkat bicara menanggapi pernyataan yang dilontarkan politikus PKB Abdul Kadir Karding.
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 itu menganggap, deklarasi KAMI tak lepas dari kekecewaan atas hasil Pilpres 2019 yang memenangkan Jokowi.
Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani, membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan, pihak yang kalah di Pilpres adalah Prabowo Subianto, bukan mereka.
"Enggak ada dong, orang kalah Pilpres itu Pak Prabowo, yang kalah Pilpres Pak Prabowo, kami enggak ada kalah di Pilpres," kata Yani saat dimintai tanggapan, Rabu (19/8).
Kandidat Presiden Indonesia, Prabowo Subianto saat kampanye di Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta pada 7 April 2019. Foto: AFP/Adek Berry
Yani juga membantah sejumlah tokoh di KAMI disebut mereka yang kalah di Pilpres 2019.
Sebab ia mengatakan, tokoh KAMI terdiri dari berbagai latar belakang nasional beragam mulai dari Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, Ichanuddin Noorsy dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
"Kami kan, kelompok kemarin masuk relawan Pak Prabowo mungkin iya, tapi sebagian juga enggak ada, ada juga anggota DPD, kayak Tamsil Linrung, dia kan anggota DPD, ada lagi kawan kawan profesional," tegas Yani.
"Kayak Ibu Chusnul Mariyah, dia kan dosen UI. Tentu dia kan otomatis, dia ASN, banyak juga ASN seperti itu," imbuh mantan Anggota Komisi III DPR itu.
Mantan Politikus PPP itu menjelaskan, KAMI ingin berdebat secara substansi dalam membahas penanganan COVID-19.
Menurutnya, pandemi COVID-19 bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan ekonomi di Indonesia merosot karena jauh sebelum itu ia menyebut kondisi Indonesia sudah porak-poranda.
"Kita menyatakan kemerosotan ekonomi 5,32 bukan karena COVID-19, tetapi jauh sebelum COVID-19. Ekonomi kita sudah jauh porak poranda akibat miss managemen, ambisi untuk membangun infrastruktur berlebihan, utang berlebihan, impor yang ugal ugalan itu yang membuat ekonomi kita rentan," jelas Yani.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Yani menekankan sebenarnya pihaknya tak ingin menanggapi berbagai macam tudingan yang tak substansi terhadap KAMI. Namun terlepas dari itu dia mengakui jika KAMI siap menerima kritik.
"Jadi, kita enggak menanggapi lah, kita tidak ada waktu. Tetapi, tentu kalau kami mengkritik kami juga siap dikritik," tutur Yani.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.