Kampanye Pemilu Filipina Dimulai, Bagaimana Nasib Wapres Sara Duterte?

11 Februari 2025 14:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden terpilih Filipina Sara Duterte (kiri)  mengambil sumpahnya di hadapan hakim agung Ramon Hernando didampingi ayahnya, Rodrigo Duterte, dan ibunya Elizabeth Zimmerman di balai kota di Kota Davao, Minggu (19/6/2022). Foto: Ferdinandh Cabrera / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden terpilih Filipina Sara Duterte (kiri) mengambil sumpahnya di hadapan hakim agung Ramon Hernando didampingi ayahnya, Rodrigo Duterte, dan ibunya Elizabeth Zimmerman di balai kota di Kota Davao, Minggu (19/6/2022). Foto: Ferdinandh Cabrera / AFP
ADVERTISEMENT
Kampanye pemilu paruh waktu Filipina dimulai Selasa (11/2). Kontestasi politik ini membuka persaingan untuk lebih dari 18.000 jabatan di seluruh negeri, termasuk 12 kursi Senat yang krusial dalam proses pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte.
ADVERTISEMENT
Sara pecah kongsi dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong yang memanaskan situasi politik Filipina.
Adapun daftar kandidat pemilu paruh waktu diisi oleh beragam sosok, mulai dari pembawa acara televisi, bintang film, hingga pendeta yang dipenjara atas tuduhan perdagangan seks.

Senat dan Nasib Sara Duterte

Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengadakan konferensi pers di sebuah rumah sakit di Quezon City, Metro Manila, Selasa (26/11/2024). Foto: JAM STA ROSA/AFP
DPR Filipina telah menyetujui pemakzulan Sara atas dugaan pelanggaran konstitusi, penyalahgunaan wewenang, dan korupsi.
Kini, dibutuhkan 16 dari 24 suara senator untuk menjatuhkan vonis yang dapat melarangnya mencalonkan diri di pemilu presiden mendatang.
“Komposisi Senat berikutnya akan sangat menentukan hasil persidangan,” kata pakar politik dari Universitas Santo Tomas, Manila, Dennis Coronacion.
Kubu Sara menyerukan pemilih untuk “memilih senator yang akan membela” sang Wakil Presiden. Pesan ini menjadi resonansi kuat di kalangan pendukungnya.
ADVERTISEMENT
Seorang penjual buah, Gina Tamayo (43), tidak percaya tuduhan terhadap Sara dan akan memilih kandidat yang menentang pemakzulan.
Namun, bagi seorang ibu rumah tangga, Charity Vargas (39), pemakzulan bukan faktor utama.
“Saya tahu siapa yang saya pilih, mereka yang jujur dan punya rekam jejak (baik),” ujarnya.

Pemilu dan Risiko Kekerasan

Para pengunjuk rasa memegang poster saat unjuk rasa di monumen People Power di Manila pada tanggal 31 Januari 2025, untuk mendukung pengaduan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Filipina Sara Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
Kampanye kali ini masih terbatas pada kandidat Senat dan kursi daftar partai—wakil kelompok kepentingan seperti pengemudi taksi hingga bidan.
Namun, bulan depan, 254 kursi DPR serta ribuan posisi lokal akan mulai diperebutkan.
Di balik semaraknya pemilu dengan poster berwarna-warni dan jingle kampanye, kompetisi politik di Filipina sering diwarnai kekerasan.
Polisi telah menyelidiki 12 insiden kekerasan terkait pemilu, termasuk penembakan yang menewaskan seorang kandidat lokal.
ADVERTISEMENT
Juru bicara kepolisian, Kolonel Jean Fajardo, mengungkap adanya tiga hingga lima kelompok bersenjata swasta yang dipantau karena diduga mendukung politisi tertentu.
“Mereka bisa melakukan intimidasi, atau lebih buruk lagi, menciptakan kekerasan untuk mempengaruhi hasil pemilu,” kata Fajardo.
Pada pemilu 2022, kekerasan serupa terjadi. Tiga petugas keamanan dan seorang pemilih ditembak mati, sementara sembilan orang terluka dalam serangan granat di tempat pemungutan suara.

Dinasti Politik dan Popularitas

Presiden baru terpilih Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr (kedua kanan) dan Wakil Presiden yang baru terpilih Sara Duterte berfoto usai upacara pelantikan di Museum Nasional di Manila, Filipina, 30 Juni 2022. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
Meski survei menunjukkan pemilih mengutamakan lapangan kerja, kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan, kompetisi Senat sering kali bergantung pada nama besar dan popularitas.
Beberapa figur terkenal masuk dalam daftar kandidat unggulan, termasuk Erwin Tulfo dan Ben Tulfo, yang berpeluang bergabung dengan saudara mereka, Senator Raffy Tulfo.
Manny Pacquiao, mantan juara tinju, juga berupaya kembali ke Senat dengan dukungan Presiden Ferdinand Marcos Jr.
ADVERTISEMENT
Dinasti politik tetap dominan. Klan Marcos mencalonkan lima atau lebih kandidat, menurut laporan Pusat Jurnalisme Investigasi Filipina.
Petinju, Manny Pacquiao. Foto: John Gurzinski/AFP
Di Davao, basis kuat keluarga Duterte, beberapa anggota keluarga mereka kembali maju.
Ayah Sara, mantan Presiden Rodrigo Duterte yang akan berusia 80 tahun, mencalonkan diri sebagai wali kota Davao, posisi yang pernah melambungkan karier politiknya.
Jika terpilih, ia akan bergabung dengan putranya, Sebastian Duterte, yang maju sebagai wakil wali kota.
Filipina memasuki periode politik yang akan menentukan arah kepemimpinan nasional.
Senat baru bukan hanya mengawal kebijakan, tetapi juga menentukan nasib politik Sara Duterte dan pengaruh dinasti besar di negara itu.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte menyapa ayahnya, mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, saat sidang House Quad Committee di Quezon City, Metro Manila, Filipina (13/11/2024). Foto: Lisa Marie David/REUTERS

Sekilas Pemilu Paruh Waktu

ADVERTISEMENT
Pemilu paruh waktu di Filipina diadakan setiap 3 tahun sekali, di tengah masa jabatan presiden yang berlangsung 6 tahun.
ADVERTISEMENT
Pemilu ini memilih setengah dari anggota Senat, seluruh anggota DPR, serta pejabat lokal seperti gubernur, wali kota, dan dewan provinsi/kota.
Pemilu paruh waktu terakhir di Filipina berlangsung pada Mei 2019, saat Presiden Rodrigo Duterte — ayah Sara Duterte — masih menjabat.