Kampus AS Batalkan Pidato Wisuda Mahasiswi Berprestasi Pro-Palestina

17 April 2024 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi University of Southern California. Foto: REUTERS/Mike Blake
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi University of Southern California. Foto: REUTERS/Mike Blake
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
University of Southern California (USC) membatalkan pidato seorang mahasiswi Muslim pro-Palestina untuk acara wisudanya. Sikap ini dipuji oleh beberapa kelompok pro-Israel, namun dikecam oleh para pendukung kebebasan berpendapat dan organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Rektor USC, Andrew Guzman, mengatakan bahwa keputusan menghapus pidato perpisahan wisuda bulan depan itu tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Mereka hanya ingin melindungi keamanan kampus di tengah perdebatan konflik Timur Tengah.
Merespons hal tersebut, calon pembaca pidato wisuda, Asna Tabassum, mempertanyakan alasan universitas melarangnya pidato.
“Apakah keputusan USC untuk mencabut undangan saya untuk berbicara dibuat semata-mata atas dasar keselamatan?” tanya Tabassum, seperti dikutip Reuters.
Ana merupakan mahasiswi jurusan teknik biomedis dengan konsentrasi minor jurusan perlawanan terhadap genosida.
“Suara-suara anti-Muslim dan anti-Palestina telah membuat saya menjadi sasaran kampanye kebencian rasis karena keyakinan saya yang tidak kenal kompromi terhadap hak asasi manusia bagi semua orang,” ungkap mahasiswi dengan nilai akademis tinggi itu.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya ancaman spesifik terhadap dirinya atau pun USC.
Ilustrasi wisuda Foto: Shutterstock
“Saya terkejut dengan keputusan ini dan sangat kecewa karena universitas menyerah pada kampanye kebencian yang dimaksudkan untuk membungkam suara saya,” lanjutnya.
“Saya tidak terkejut dengan mereka yang berupaya menyebarkan kebencian. Saya terkejut bahwa universitas saya sendiri – rumah saya selama empat tahun – telah meninggalkan saya,” ungkap Tabassum.
Di kampus USC, Selasa (16/4), beberapa mahasiswa turut mengungkapkan kekecewaannya.
Isabella Griggs, salah satu rekan Tabassum, mengatakan temannya itu tidak akan menyebabkan kerugian apa pun dengan kata-katanya.
“Dan dia berbicara tentang isu-isu yang penting tidak hanya bagi universitas dan mahasiswa kita, tetapi juga bagi dunia,” kata Griggs.
Universitas tersebut mengumumkan keputusannya pada hari yang sama ketika para demonstran pro-Palestina memblokir jalan raya di Illinois, California, New York dan Pacific Northwest, Senin (15/4).
ADVERTISEMENT