Kampus di Semarang Gunakan Campuran Sampah Plastik Daur Ulang untuk Aspal Jalan

17 Februari 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
ADVERTISEMENT
Ada beragam cara mendaur ulang sampah plastik, salah satunya dengan membuatnya jadi campuran aspal. Terobosan itulah yang dilakukan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Udinus akan mengaspal Jalan Yudistira hingga Jalan Arjuna Raya, Kelurahan Pendrikan Kidul, Semarang Tengah, dengan campuran sampah plastik dan cairan aspal.
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Pemkot Semarang buat aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
Guru Besar Udinus, Prof Edi Noersasongko menjelaskan, Udinus sebagai institusi pendidikan juga harus peduli akan isu lingkungan. Udinus juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Pemkot Semarang.
“Kami langsung mempraktikkan dengan mengaspal jalan sekitar Udinus dan ini merupakan kegiatan yang diprakarsai Udinus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang. Melalui kegiatan ini kami ikut serta membantu Pemerintah Kota Semarang menyukseskan program ‘Semarang Wegah Nyampah’," tutur Edi dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (17/2).
Penggunaan aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
Jalan sepanjang hampir 1 kilometer (964 m) itu mulai diaspal hari ini, Senin (17/2). Guna mempersiapkan plastik sebagai bahan untuk aspal, Udinus menyediakan alat pencacah serta upaya dalam pengumpulan sampah plastik di beberapa wilayah di Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan aspal plastik dilakukan di AMP (Asphalt Mixing Plant) milik PT Adhi Karya, dengan supervisi teknis dari peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dan Balai Litbang Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan.
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Pemkot Semarang buat aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
Jenis sampah plastik yang digunakan yakni sampah berjenis kresek tak boleh basah dan harus dalam keadaan bersih. Program pengaspalan plastik dikelola langsung oleh Fakultas Teknik Udinus.
Sementara itu Dekan Fakultas Teknik Dian Retno Sawitri menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai penelitian dan mencari ilmu di Pusjatan Kota Bandung. Menurutnya pemilihan sampah kresek atau plastik sebagai bahan baku utama dikarenakan jenis sampah tersebut tak memiliki nilai ekonomis.
“Dalam prosesnya pencacahan dilakukan dengan tiga mesin pencacah dengan hasil cacahan ideal 3 mm. Jika ukuran tak ideal maka tak bisa menjadi campuran aspal. Sedangkan untuk persentase campuran plastik yakni 6 persen dari total aspal yang dibutuhkan,” tuturnya.
Suasana uji coba Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Pemkot Semarang menggunakan aspal dari campuran sampah plastik. Foto: Dok. Udinus
Dian mengatakan, penggunaan plastik sebagai campuran aspal akan menambah kekuatan aspal dari kerusakan sebesar 40 persen, jika dibandingkan dengan aspal tanpa plastik. Pengaspalan menggunakan bahan plastik sebagai langkah Udinus untuk mengurangi limbah plastik.
ADVERTISEMENT
“Kekuatan aspal plastik sudah diteliti di Pusjatan dan BBPJN 7 Surabaya dan kegiatan ini juga sebagai langkah pengurangan plastik di lingkungan,” tegasnya.
Dalam kegiatan pengaspalan di area Udinus membutuhkan sekitar 444 ton aspal dan 1,6 ton sampah plastik yang sudah dicacah. Selain itu, terdapat juga kegiatan seminar bertemakan daur ulang sampah yang berada di gedung E lantai 3, yang menghadirkan pembicara dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Asosiasi Daur Ulang Sampah Indonesia (ADUPI), dan PT Chandra Asri yang merupakan industri plastik ternama di Indonesia.