Kamu Bisa Coba! Merasakan Sensasi Terapi Kesehatan dengan Lintah

12 Januari 2017 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lintah diletakan di tangan pelanggan. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Lintah (Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang hidup di air untuk menjaga suhu tubuh dan kelembaban. Biasanya kita mengenal lintah sebagai binatang yang mengganggu, namun ternyata lintah bisa digunakan sebagai terapi penyembuhan.
ADVERTISEMENT
Terapi lintah sebenarnya sudah diterapkan sebelum masa kedokteran modern. Terapi ini umumnya digunakan untuk mengobati berbagai masalah sistem syaraf dan peredaran darah.
"Hampir semua penyakit bisa diobati dengan lintah kecuali pengeroposan tulang (osteophorosis) dan gangguan kejiwaan sejak lahir," ujar dokter John, salah satu praktisi terapi lintah di Jakarta.
Daftar khasiat ramuan Lintah. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Penasaran dengan terapi lintah, kumparan pun menyambangi penjual lintah yang ada di Pasar Jatinegara. Nafendi (55) adalah pionir penjual lintah di daerah tersebut. Lapak sederhananya bisa ditemukan tepat di seberang halte busway Pasar Jatinegara, di halaman kafe Virgo.
Harga untuk satu ekor lintah bisa mencapai Rp.10.000,- saja. Sedangkan jika ingin melakukan terapi tinggal menambah Rp.10.000,- lagi tergantung jumlah lintah yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Cara terapinya tergolong sederhana. Nafendi akan mengambil lintah yang ada di dalam botol kemudian diketakkan di titik-titik tertentu pada tubuh yang akan diterapi. Sebagai percobaan, kumparan meminta Nafendi untuk menerapi lengan kiri saja.
Lintah yang sudah diambil akan menempel dengan kuat di kulit. Rasanya tidak sakit, hanya seperti ditusuk dengan peniti atau jarum pentul. Walaupun awalnya agak takut dan geli namun lama kelamaan rasanya terbiasa juga.
Lintah mulai beraksi. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
"Kalau lintahnya terlihat malas nyedot darah begini, biasanya digoyangkan sedikit badannya," ujarnya sambil menyentil pelan tubuh lintah yang menempel di lengan kumparan.
Menurut Nafendi, biasanya hanya butuh waktu 30 menit hingga dua jam sampai lintah itu bisa terlepas dengan sendirinya. Tergantung dari seberapa kronis penyakit yang diderita pasien.
ADVERTISEMENT
Terbukti, hingga 4 jam, tubuh lintah yang ukurannya relatif kecil itu tidak juga menggembung. Hal ini menunjukkan bahwa darah dalam tubuh kumparan sangat bersih karena lintah hanya menyerap darah kotor saja.
Biasanya lintah akan melepaskan diri setelah kenyang. Namun, terkadang Nafendi akan melepaskan dengan paksa jika ada terapi dirasa terlalu lama durasinya. 
Lintah yang dijual untuk pengobatan. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Cara pelepasannya pun cukup mudah, hanya dicongkel menggunakan kuku sambil ditarik perlahan. Setelah terlepas, akan terlihat lubang bekas gigitan lintah yang berbentuk "Y".
"Setelah dilepas, darah biasanya akan terus mengalir bisa hingga dua jam," ujar Nafendi sambil membubuhkan plester di atas lubang tadi.
Hal ini disebabkan karena ketika mengisap darah, lintah akan mengeluarkan air liur yang mengandung 60 jenis protein yang bisa mengencerkan darah dan meningkatkan peredaran darah di sekitar luka.
ADVERTISEMENT
Tapi jangan takut, air liur lintah juga mengandung peptida dan protein yang bertugas mencegah penyumbatan sehingga bisa menghindar dari kematian jaringan dan mempercepat penyembuhan.
Lintah hidup di dalam toples. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Menurut Nafendi, terapi lintah ini sangat efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti jantung, wasir, darah tinggi, varises, gangguan kulit, diabwtea bahkan kanker. Selain itu, terapi lintah juga bisa digunakan untuk kecantikan karena mampu menyerap darah kotor yang menyebabkan penuaan dini dan masalah kulit seperti jerawat, bisul, dna kusam.
Terapi ini banyak dipilih karena mudah dan resikonya relatif kecil apalagi dengan harga yang sangat terjangkau. Bagaimana, apa kamu tertarik mencoba terapi lintah?