Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Kanada: Kami Tiba-tiba Jadi Bagian dari AS Itu Konyol, Tak Masuk Akal
14 Februari 2025 15:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ahmed Hussen, (tengah) bersama Dubes Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton (kanan) dan Dubes Kanada untuk ASEAN, Vicky Singmin (kiri) saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta pada Jumat (14/2/2025). Foto: Andreas Gerry Tuwo/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jm1p6c1cys70my37bh7arnsv.jpg)
ADVERTISEMENT
Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ahmed Hussen, menegaskan negaranya tak akan pernah menjadi bagian dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Komentar Hussen disampaikan saat bertemu sejumlah jurnalis di Jakarta pada Jumat (14/2). Pada kesempatan itu Hussen menanggapi keinginan Trump menjadikan Kanada negara bagian ke-51.
"Kami tak akan pernah menjadi bagian Amerika Serikat. Kanada adalah negara merdeka, sebuah negara berdaulat dengan sejarah unik dan aspirasi serta identitas unik," kata Hussen di kediaman Dubes Kanada untuk Indonesia di Jalan Sriwijaya.
"Jadi fakta bahwa kami akan tiba-tiba menjadi bagian dari negara lain adalah konyol dan tidak masuk akal dan terus terang tidak pantas bagi seorang sekutu, teman, dan tetangga," sambung dia.
Selain itu, Hussen turut berkomentar perihal rencana pemerintahan menutup USAID. Badan independen di bawah pemerintah federal AS itu merupakan penyalur bantuan kemanusiaan, HAM hingga pembangunan ke sejumlah negara.
Hussen mengatakan, Kanada memantau dari dekat perkembangan rencana penutupan USAID.
ADVERTISEMENT
"Ada jeda selama 90 hari untuk meninjau proyek dan hal-hal seperti itu. Jadi kami memantau situasi itu. Kami tentu saja siap melihat apa yang dihasilkan dari proses ini," papar dia.
Hussen kemudian mengakui USAID adalah mitra penting bagi berbagai negara termasuk Kanada. Oleh karenanya Hussen berharap pemerintahan Trump tak menutup permanen lembaga itu.
"Kami berharap jeda ini tidak menyebabkan penutupan USAID secara permanen. Itu belum terjadi. Kami memantau situasi itu dengan saksama," tegas dia.