Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kandidat Cawapres Jokowi: Puan, BG hingga Moeldoko
25 Februari 2018 7:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah PDIP mendeklarasikan Joko Widodo sebagai capres di forum Rakernas Jumat (23/2), teka-teki siapa pendampingnya di Pemilu Presiden 2019 belum terjawab. Saat ini, PDIP masih menggodok sejumlah skenario mengenai cawapres Jokowi itu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah sumber di internal PDIP menyebut ada beberapa nama yang digodok, baik berasal dari internal maupun eksternal partai. Sejumlah sumber mengatakan ada nama putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga kader PDIP, Puan Maharani.
Sementara dari eksternal, nama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy serta Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko masuk menjadi calon yang digodok.
Seorang petinggi PDIP mengatakam Moeldoko masuk radar karena dianggap sebagai representasi yang tepat dari kalangan militer. "Beliau bekas Panglima TNI. Pensiun sebagai panglima juga belum terlalu lama," ujar sumber tersebut kepada kumparan.com.
Moeldoko dianggap dapat menambal lubang Jokowi yang masih belum sepenuhnya menguasai Angkatan Darat. Selain itu, Moeldoko juga masih mengakar cukup kuat di perwira dan jenderal yang aktif. Pengaruhnya dinilai masih kuat di TNI AD. "Dia adalah antitesa Gatot Nurmantyo," ujar petinggi PDIP yang lain.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Moeldoko juga diharapkan menjadi jembatan Jokowi ke kelompok Islam. Moeldoko dapat membuka jalan baru bagi Jokowi dalam segmentasi kelompok Islam yang berbeda melalui jalur partai seperti PPP.
Sementara itu, Puan Maharani tentu menjadi salah satu calon yang digodok karena representasi yang paling tepat dari PDIP. Sebagai penerus Megawati, punya rekam jejak sebagai menteri dan pernah berkiprah di parlemen, Puan dianggap sebagai sosol internal yang paling pas untuk mendampingi Jokowi.
Namun, beberapa sumber mengatakan, tidak semua elite PDIP menginginkan Puan jadi cawapres. "Ada yang menilai tidak usah dipaksakan cawapres harus dari internal partai," ujar seorang petinggi PDIP.
Nama Ketum PPP M Romahurmuziy masuk sebagai salah satu cawapres Jokowi dari kalangan santri dan muda. Ada beberapa suara yang mengusulkan Jokowi memilih cawapres berlatar belakang santri untuk meredam isu SARA yang diprediksi akan berhembus kencang di 2019.
ADVERTISEMENT
Sebagai Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menyebut nama cawapres Jokowi sudah ada, namun sedang difinalisasi. Dia enggan menyebut siapa nama dimaksud termasuk dirinya.
"Kriterianya sudah ada dan kemudian orang-orangnya pun saya rasa sudah ada hanya kemudian ya kita kita matangkan," kata Puan di Grand Inna Hotel, Sanur, Bali, Sabtu (24/2).
"Kita lihat bagaimana nantinya dan pada waktunya tentu saja itu merupakan prerogatif ibu ketua umum memutuskan siapa," imbuhnya.
Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat dikonfirmasi, menampik nama-nama dalam bursa cawapres Jokowi di atas. Dia menjelaskan Rakernas PDIP yang saat ini berlangsung di Bali, hanya membahas soal pencapresan Jokowi saja. Untuk cawapres belum dibahas karena masih akan dikomunikasikan dengan partai pendukung lainnya.
"Belum ada pembahasan ke sana. Itu akan menjadi keputusan Ibu Ketua Umum Megawati dan Pak Jokowi sendiri," kata Hasto kepada kumparan, Minggu (25/2).
ADVERTISEMENT
Tak hanya Hasto, Politikus PDIP lainnya seperti Eva Kusuma Sundari mengatakan hal yang sama. Iya menegaskan bahwa Rakernas PDIP hanya membahas 3 isu saja.
"Usul capres-cawapres adalah prerogatif ketum dan disampaikan secara kelembagaan di pertemuan-pertemuan official," ujarnya.
"Dalam Rakernas isunya 3 yaitu visi-misi pembacaan PDIP, pembacaan Nas Semesta Berencana, pencapresan Jokowi dan persiapan Pilkada, Pileg, Pilpres. Tidak ada agenda pencawapresan seseorang," pungkasnya.
Lalu, siapa yang akan dipilih menjadi cawapres Jokowi? Tunggu saja.